Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, akan menuju Mesir pekan ini menghadiri Dialog Strategis AS-Mesir guna mencapai gencatan senjata di Gaza serta kesepakatan pembebasan sandera.
Blinken akan berangkat pada Selasa menuju Mesir, di mana ia akan memimpin pembukaan Dialog Strategis AS-Mesir bersama Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty.
Tujuan pertemuan ini adalah untuk “memperkuat hubungan bilateral dan memperdalam perkembangan ekonomi,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, seperti dikutip Anadolu pada Selasa.
Blinken juga akan bertemu dengan pejabat Mesir untuk membahas upaya mencapai gencatan senjata di Gaza yang mencakup pembebasan semua sandera, meringankan penderitaan rakyat Palestina.
Kunjungan ini merupakan kunjungan kesepuluh Blinken ke Timur Tengah sejak 7 Oktober tahun lalu.
Kunjungan ini juga bagian dari upaya AS, bersama Qatar dan Mesir, untuk mengamankan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera antara Israel dan Hamas.
Baca juga: Blinken dituduh rusak negosiasi gencatan senjata
Presiden AS, Joe Biden, pada 31 Mei menyatakan bahwa Israel telah menyampaikan kesepakatan tiga tahap yang bertujuan untuk mengakhiri permusuhan di Gaza dan membebaskan sandera yang ditahan di wilayah tersebut.
Rencana tersebut mencakup gencatan senjata, pertukaran sandera-tahanan, penarikan militer Israel dari Gaza, peningkatan bantuan, serta penghentian permusuhan secara permanen.
Sebuah usulan “jembatan” yang diajukan oleh AS, Mesir, dan Qatar pada 16 Agustus bertujuan untuk menjembatani perbedaan dalam kesepakatan pertukaran tahanan.
Namun, sejumlah pihak mengkritik Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menolak menarik pasukan dari Koridor Philadelphia, kawasan perbatasan strategis antara Gaza dan Mesir, yang dinilai mempersulit upaya pertukaran tahanan dengan Hamas.
Hamas terus menuntut penarikan penuh Israel dari Gaza serta pemulangan warga Palestina yang terusir.
Sementara itu, pejabat AS menyebutkan bahwa 90% dari syarat gencatan senjata Gaza dan kesepakatan sandera telah disepakati, meski Netanyahu menolak penilaian tersebut dan menyatakan bahwa kesepakatan masih jauh.
Israel terus melanjutkan serangannya di Gaza sejak serangan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang menewaskan 1.139 orang dan menyebabkan sekitar 250 orang disandera, menurut data Israel.
Sejak saat itu, lebih dari 41.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas dan hampir 94.400 terluka, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Saat ini, Israel menahan setidaknya 9.500 tahanan Palestina, sementara diperkirakan ada 101 sandera Israel yang masih ditahan di Gaza, meskipun beberapa dari mereka diduga telah tewas selama penahanan.
Baca juga: Hamas dan Jihad Islam tetapkan syarat kesepakatan dengan Israel