Amerika Serikat berupaya menghidupkan negosiasi kesepakatan pertukaran tawanan antara Israel dan Hamas, demikian laporan harian Israel Yediot Ahronoth pada Selasa (17/9).
Upaya AS diharapkan juga dapat mencegah perang besar dengan Hizbullah.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, berangkat Selasa malam menuju Mesir. Seorang pejabat regional mengatakan kepada Wall Street Journal, kunjungan itu bertujuan menemukan solusi untuk meredakan kekhawatiran Israel terkait penyelundupan senjata di wilayah Koridor Philadelphia.
Isu kehadiran Israel di koridor antara Gaza dan Sinai kini menjadi salah satu poin utama yang menghambat tercapainya kesepakatan pertukaran tawanan dan gencatan senjata dengan Hamas.
Tidak hanya Hamas yang menentang kehadiran Israel di koridor tersebut, tetapi juga Mesir. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersikeras mengontrol wilayah ini dengan alasan pentingnya untuk keamanan. Meskipun ia setuju untuk mengurangi pasukan yang beroperasi di sana sebagai bagian dari kesepakatan.
Menurut laporan Wall Street Journal, Blinken akan mengadakan pembicaraan “terbuka” dengan rekan-rekannya di Kairo mengenai masalah Philadelphia.
Laporan tersebut juga menyebutkan, minggu lalu Departemen Luar Negeri AS mengumumkan akan memberikan bantuan pendanaan militer penuh kepada Mesir senilai $1,3 miliar.
Baca juga: Proposal baru dari AS termasuk penarikan IDF dari koridor Philadelphi
Meskipun AS berharap mencapai kesepakatan mengakhiri perang, mereka menunda proposal mediasi, karena khawatir proposal itu ditolak, dan pembicaraan bisa hancur.
“Saya tidak akan mengatakan bahwa kesepakatan sudah dekat,” kata seorang pejabat senior pemerintah, seperti dikutip Wall Street Journal.
Seorang pejabat Israel di Washington menegaskan hal yang sama: “Saya optimistis itu akan terjadi, tetapi tidak dalam waktu dekat.”
Blinken hanya akan mengunjungi Kairo, tanpa Yerusalem, mungkin menunjukkan dia memahami kunjungan ini kemungkinan besar tidak akan membawa terobosan yang ditunggu-tunggu.
Sebagai catatan, ini adalah kunjugan Blinken yang ke-10 sejak 7 Oktober 2023.
Laporan tersebut mengatakan, pihak Israel tidak kecewa Blinken tidak akan datang ke Israel, karena Blinken tetap berhubungan dekat dengan pejabat senior di Yerusalem. Dan pembicaraan terus berlangsung di tingkat negosiator menengah.
Baca juga: Hamas: Upaya AS mungkin tulus, tapi Israel tidak
Selain itu, utusan khusus Presiden Joe Biden untuk Timur Tengah, Amos Hochstein, sudah berada di Israel dan fokus pada masalah perbatasan utara. Menurut Wall Street Journal, setelah kunjungannya ke Kairo, Blinken diperkirakan akan melakukan kunjungan singkat ke Paris.
Di Paris Blinken akan berdiskusi dengan rekan-rekannya dari Prancis, yang menurut laporan tersebut berhubungan langsung dengan Hizbullah. Laporan itu menyebutkan, dengan menghindari kunjungan ke Israel, Blinken juga mengurangi kemungkinan konfrontasi dengan Netanyahu.
Amerika dilaporkan khawatir dengan ekskalasi di utara Israel akan konfrontasi dengan Hizbullah, Lebanon. Pemerintahan Biden terus mengklaim bahwa hanya solusi diplomatik yang dapat mengembalikan penduduk wilayah utara ke rumah mereka.
Hochstein menyampaikan pesan ini kepada Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dalam pertemuan yang diadakan pada Senin.
Dia memperingatkan bahwa konflik besar di wilayah utara tidak hanya tidak akan membawa solusi yang diharapkan untuk mengembalikan penduduk ke rumah mereka, tetapi juga bisa memicu konflik regional yang lebih luas dan jauh lebih lama.
Di pihak Israel, mereka menjelaskan bahwa peluang untuk mencapai kesepakatan semakin menipis, selama Hizbullah tetap mengaitkan front utara dengan gencatan senjata di Gaza.
Baca juga: Keluarga sandera Israel lari ke perbatasan Gaza, panggil kerabat mereka
Baca juga: Oposisi Israel sepakat gulingkan pemerintahan Netanyahu