Salah satu faksi bersenjata paling berpengaruh di wilayah selatan Suriah, Al-Liwaa Ats-Tsamin (Brigade Kedelapan), secara resmi mengumumkan pembubaran diri.
Mereka menyerahkan seluruh perlengkapan militer serta personelnya kepada Kementerian Pertahanan Suriah.
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan melalui rekaman video pada Minggu (13/4/2025), juru bicara kelompok tersebut, Kolonel Muhammad Al-Hourani, menyatakan bahwa keputusan ini diambil demi memperkuat persatuan nasional serta menjaga stabilitas dan kedaulatan negara.
“Kami, para anggota dan perwira dari yang sebelumnya dikenal sebagai Brigade Kedelapan, secara resmi menyatakan pembubaran kelompok ini dan menyerahkan seluruh kekuatan militer dan sumber daya manusia kepada Kementerian Pertahanan Republik Arab Suriah,” ujar Al-Hourani dalam pernyataan tersebut.
Sumber keamanan Suriah yang dikutip Al Jazeera menyebut bahwa Kementerian Pertahanan telah mulai mengambil alih markas-markas militer milik brigade ini di wilayah timur Provinsi Daraa.
Proses ini dilakukan setelah tercapainya kesepakatan keamanan antara pihak berwenang dan para tokoh masyarakat di Kota Busra al-Sham, yang selama ini menjadi basis utama kelompok tersebut.
Gabungan semua faksi
Langkah ini terjadi hanya dua hari setelah terjadinya ketegangan keamanan di Busra al-Sham.
Akhirnya, diakhiri dengan kesepakatan untuk menghadirkan pasukan keamanan negara demi memulihkan ketertiban, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita resmi Suriah, SANA.
Brigade Kedelapan dipimpin oleh Ahmad Al-Audah, dan merupakan kelanjutan dari faksi Quwwat Syabab as-Sunnah (Pasukan Pemuda Sunni) yang dibentuk pada 2012.
Sejak kesepakatan rekonsiliasi tahun 2018 yang ditengahi oleh Rusia, brigade ini tergabung dalam Korps Kelima, unit militer yang didukung Moskwa. Namun tetap mempertahankan struktur independen dan perlengkapan militer berat.
Pemerintah baru Suriah di bawah kepemimpinan Presiden Ahmad Al-Sharaa saat ini tengah mengintensifkan upaya untuk menyatukan seluruh kekuatan militer di bawah kendali negara.
Pada Maret lalu, Al-Sharaa menandatangani kesepakatan dengan komandan Pasukan Demokratik Suriah (SDF), Mazloum Abdi, untuk mengintegrasikan lembaga-lembaga administrasi otonom Kurdi ke dalam struktur pemerintahan pusat.
Selain itu, pemerintah juga tengah melakukan negosiasi dengan para perwakilan komunitas minoritas Druze di Provinsi Suweida untuk mengintegrasikan kelompok bersenjata lokal ke dalam tubuh tentara nasional.
Hal itu sebagai bagian dari strategi menyatukan struktur pertahanan di seluruh wilayah Suriah.