Bulan Sabit Merah Turki pada Senin (29/9/2025) menyalurkan bantuan makanan dan medis kepada kapal-kapal dalam armada Global Sumud Flotilla yang tengah berlayar menuju Jalur Gaza guna mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Bantuan diserahkan di tengah pelayaran armada yang terdiri dari sekitar 50 kapal tersebut, yang kini berada di wilayah Laut Tengah antara Pulau Kreta, Siprus, dan Mesir.
Sebelumnya pada hari yang sama, Pemerintah Türkiye (Turki) turut mengoordinasikan evakuasi penumpang dari salah satu kapal dalam armada, yakni Johnny M, yang mengalami kerusakan serius dan mengeluarkan sinyal darurat akibat kebocoran air.
Kapten kapal asal Prancis, Bernard Pierre Laguna, menyampaikan kelegaannya setelah seluruh penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat.
“Air mulai masuk dan menarik kapal ke bawah. Kami kehilangan kendali, dan semua yang ada di kapal harus segera dievakuasi. Saya adalah kaptennya, dan ada 12 orang di dalam kapal. Semuanya sudah dipindahkan ke kapal yang aman. Saya telah melakukan segala yang saya bisa untuk bisa mencapai Gaza, tapi itu tidak mungkin. Kami hampir kehilangan kapal. Sekarang saya ingin pulang ke Marseille. Saya berharap mereka yang masih melanjutkan perjalanan ke Gaza bisa sampai dengan selamat,” ujarnya kepada kantor berita Anadolu.
Aktivis: “Kami Tidak Akan Menyerah”
Salah satu aktivis di kapal flotilla, Yasemin Acar, menegaskan bahwa seluruh peserta memiliki tekad yang sama, yakni membawa bantuan ke Gaza.
“Cuaca buruk, kami dibom, kami beberapa kali dihalangi. Tapi semangat tetap tinggi. Kami berada di sini karena kami tahu Gaza sangat membutuhkan bantuan ini, dan kami tidak akan menyerah. Saat ini ada lebih dari 40 kapal dan ratusan aktivis dari seluruh dunia yang terlibat. Kami terus melaju menuju Gaza,” katanya.
Acar menyebut armada mereka diperkirakan akan tiba di Gaza dalam tiga hari mendatang, meski menghadapi berbagai ancaman dari Israel.
“Israel berusaha menghentikan kami, bahkan mengancam akan menangkap kami. Padahal kami membawa bantuan kemanusiaan, bukan senjata. Kami bukan ancaman. Justru Israel adalah ancaman, bukan hanya bagi Gaza, tapi bagi dunia. Mereka takut karena kami berhasil menggerakkan perhatian dunia,” ujar Acar.
Evakuasi dari kapal Johnny M dilakukan dengan koordinasi cepat antara pemerintah Türkiye dan Bulan Sabit Merah Turki. Penumpang yang dievakuasi berasal dari berbagai negara, termasuk Luksemburg, Prancis, Finlandia, Meksiko, dan Malaysia.
Dalam unggahan di media sosial Instagram, armada Global Sumud menyampaikan apresiasi atas bantuan dan koordinasi cepat dari pihak Turki selama proses evakuasi berlangsung.
Global Sumud Flotilla merupakan armada bantuan kemanusiaan terbesar yang pernah dikirim ke Gaza. Armada ini membawa berbagai kebutuhan penting, terutama pasokan medis, serta melibatkan puluhan kapal dari berbagai negara.
Nama “Sumud” sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti keteguhan atau ketegaran. Istilah ini memperoleh makna baru bagi rakyat Palestina pasca-perang Arab-Israel tahun 1967 (Perang Enam Hari), sebagai simbol perlawanan damai dan keberlangsungan hidup di tengah pendudukan.
Konsep Sumud mengedepankan perlawanan non-kekerasan, bertahan di tanah sendiri, menjaga identitas serta budaya Palestina, serta membangun institusi alternatif di bawah pendudukan. Dalam kebudayaan Palestina, simbol Sumud sering digambarkan lewat pohon zaitun dan seorang perempuan petani yang sedang hamil.