Tuesday, August 12, 2025
HomeBeritaCuitan Mohamed Salah soal “Pele Palestina” yang gugur picu sorotan dunia

Cuitan Mohamed Salah soal “Pele Palestina” yang gugur picu sorotan dunia

Cuitan penyerang Liverpool asal Mesir, Mohamed Salah, menuai respons luas di jagat maya.

Hal itu setelah ia menyinggung sikap Uni Sepak Bola Eropa (UEFA) yang dinilai mengabaikan fakta di balik wafatnya pesepak bola Palestina, Suleiman al-Obeid, atau yang dikenal sebagai “Pele Palestina”.

UEFA pada Jumat lalu menulis pesan belasungkawa di platform X.

“Selamat jalan Suleiman al-Obeid, Pele Palestina, talenta yang memberi harapan tak terhitung bagi anak-anak, bahkan di masa tergelap,” tulis UEFA.

Namun, ucapan itu tak menyertakan keterangan soal penyebab kematiannya.

Salah kemudian me-retweet unggahan UEFA itu dengan komentar singkat namun tajam.

“Bisakah Anda memberi tahu kami bagaimana dia meninggal? Di mana? Dan mengapa?” tulis Salah.

Sebuah sindiran yang menggarisbawahi keberatan Salah atas diamnya UEFA terkait fakta bahwa al-Obeid gugur akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza.

Federasi Sepak Bola Palestina sebelumnya menyatakan, al-Obeid (41) meninggal pada Rabu pekan lalu akibat tembakan ketika menunggu pembagian bantuan kemanusiaan di selatan Gaza—di tengah krisis kelaparan yang kian memburuk.

Cuitan Salah itu langsung mendapat gaung. Dalam hitungan jam, unggahan tersebut meraih lebih dari 950.000 tanda suka, 276.000 retweet, dan hampir 20.000 komentar, dengan total tayangan sekitar 62 juta kali.

Banyak warganet memuji keberanian Salah. Mereka menyebut pertanyaannya yang sederhana—“Bagaimana dia meninggal? Di mana? Dan mengapa?”—sebagai rangkuman tepat penderitaan rakyat Palestina sekaligus sindiran terhadap upaya menutup-nutupi kekerasan di Gaza.

Sejumlah pengamat menilai momen itu strategis. Pesan Salah dinilai membuka mata publik dunia bahwa ada atlet Palestina yang gugur di bawah serangan, di tengah kecenderungan menghapus kisah kemanusiaan mereka dari pemberitaan.

“Cuitan Salah, singkat tapi menghantam, membuat UEFA dan media besar di Eropa dalam posisi sulit,” tulis seorang pengguna X.

Ada pula yang menambahkan bahwa nggris sedang heboh membicarakannya.

“Bayangkan jika ia bersuara seperti ini sejak awal,” tulis yang lainnya.

Suleiman al-Obeid memulai karier di klub Gaza, Khidmat al-Shati, sebelum merumput di Markaz Sya’b al-Am’ari di Tepi Barat, lalu Gaza Sports Club.

Ia mencetak gol internasional pertamanya ke gawang Yaman pada 2010, dan tampil di kualifikasi Piala Dunia 2014.

Total lebih dari 100 gol ia bukukan sepanjang kariernya, membuat banyak pihak menilainya sebagai pemain terbaik sepanjang sejarah sepak bola Palestina.

Ia gugur pada usia 41 tahun, meninggalkan seorang istri dan lima anak. Menurut Federasi Sepak Bola Palestina, sejak awal perang di Gaza, 421 pemain sepak bola telah gugur atau meninggal akibat kelaparan—termasuk 103 anak—sementara 288 fasilitas olahraga rusak atau rata dengan tanah.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular