Monday, November 25, 2024
HomeBeritaDi Jepang, Yahya Sinwar tampil gagah bak pejuang samurai

Di Jepang, Yahya Sinwar tampil gagah bak pejuang samurai

Momen terakhir Yahya Sinwar di bawah serangan pasukan Israel di Gaza telah menginspirasi karya seni di berbagai belahan dunia.

Salah satu koran Jepang bahkan mempublikasikan ilustrasi pemimpin Hamas tersebut sebagai seorang pejuang Samurai, lansir New Arab.

Rekaman drone yang dirilis oleh militer Israel pekan lalu menunjukkan Sinwar yang terluka, melempar sepotong kayu ke arah UAV yang melayang di atasnya sebelum ia gugur pada 16 Oktober di Jalur Gaza bagian selatan.

Saat itu, Sinwar mengenakan pakaian militer, dibalut dengan keffiyeh, dan membawa pistol ketika ia berjuang melawan tentara Israel di saat-saat terakhirnya, berbeda dengan informasi yang disebarkan oleh Israel bahwa ia hidup di bawah tanah dengan perlindungan perisai manusia sandera Israel.

Sinwar diangkat sebagai pemimpin Hamas setelah pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran pada bulan Juli lalu dan menjadi musuh nomor satu Israel setelah perannya dalam mengarahkan serangan kelompok tersebut pada 7 Oktober di Israel selatan.

Hidupnya telah lama diselimuti misteri, meskipun ia menghabiskan lebih dari dua dekade di penjara Israel, di mana ia belajar bahasa Ibrani dengan fasih, serta menduduki posisi militer tertinggi di Hamas.

Setelah kematiannya, media sosial dibanjiri ilustrasi dan foto lama Sinwar.

Salah satu gambar menggambarkan dia sebagai seorang pejuang Samurai Jepang, dengan pedang di tangan dan mengenakan pakaian berwarna hijau dan hitam.

“Momen terakhir Sinwar yang masih bertempur di sofa gaya 1950-an di dalam rumah yang hancur, kepalanya berdarah, lengan kanannya terputus, dan salah satu jari kirinya juga akan menjadi ikonik seperti foto Che Guevara untuk generasi mendatang,” tulis seorang pengguna di X.

Gambar lain yang viral menunjukkan Sinwar duduk di kursi di tengah reruntuhan rumah yang dibom Israel, memperlihatkan ia tak tergoyahkan oleh serangan tersebut, serupa dengan gambar terakhir Sinwar saat ia gugur.

Sebuah keterangan berbunyi: “Bahkan di momen terakhir hidupnya, para pemukim tidak bisa membuat Yahya Sinwar bergerak dari kursinya. Kemuliaan bagi para syuhada.”

Gambar lain yang banyak dibagikan menunjukkan kursi tempat ia tewas dengan pistol yang tergeletak di atasnya. Ada juga yang membagikan gambar Sinwar sebagai patung, menyebutnya sebagai “legenda abadi”.

Beberapa komentator mengatakan bahwa dengan melempar tongkat, Sinwar telah mencerminkan kata-kata penyair Gaza yang terbunuh, Refaat Al-Areer: “Saya seorang akademisi, mungkin benda paling tajam yang saya miliki di rumah adalah spidol EXPO, tetapi jika tentara Israel menyerbu rumah saya untuk membantai kami, saya akan melempar spidol itu ke tentara Israel, bahkan jika itu adalah hal terakhir yang bisa saya lakukan.”

“Sinwar yang tewas di garis depan dengan pistol di tangan setelah bertahun-tahun difitnah sebagai pengecut borjuis yang menikmati kehidupan mewah secara diam-diam adalah representasi simbolis yang paling gamblang dari asimetri moral dalam perang yang mengerikan ini,” komentar seorang pengguna.

Menurut beberapa laporan pada hari Senin, Sinwar menolak tawaran yang memungkinkannya melarikan diri dari Gaza dengan imbalan Mesir yang akan mengambil alih negosiasi gencatan senjata atas nama Hamas.

The Wall Street Journal melaporkan bahwa ia ditawari kesempatan melarikan diri ke Mesir, mengutip sumber dari AS dan Hamas, namun ia menolak tawaran tersebut.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular