Thursday, November 7, 2024
HomeBeritaDirektur media Saudi mundur usai sebut Hamas teroris

Direktur media Saudi mundur usai sebut Hamas teroris

Direktur berita di jaringan MBC yang dimiliki Saudi, Musaad al-Thubaity, mengajukan pengunduran dirinya setelah menerima kritik keras terkait pemberitaan medianya yang menyebut para pemimpin Hamas yang tewas sebagai teroris, lansir Middle East Eye pada Kamis (31/10).

Pemberitaan berjudul “Millennium of Salvation from Terrorists” itu menyebutkan beberapa kelompok dan individu sebagai “wajah terorisme”.

Antara lain pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar, serta pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, yang semuanya baru-baru ini dibunuh oleh Israel.

Kritik dan protes terhadap laporan ini mendorong otoritas media Saudi untuk memerintahkan penyelidikan terhadap MBC. Mereka beralasan laporan tersebut melanggar kebijakan media yang berlaku.

Sejak itu, laporan tersebut telah dihapus dari semua platform.

Menurut beberapa laporan di media Mesir dan Arab yang mengutip sumber terpercaya dari dalam MBC, pengunduran diri Thubaity diterima setelah ditemukan bahwa ia memiliki tanggung jawab dalam pemberitaan.

Di Irak, ratusan pengunjuk rasa menyerbu dan membakar kantor saluran tersebut di Baghdad sebagai reaksi atas pemberitaan MBC.

Tak lama setelah itu, regulator Irak menangguhkan lisensi operasi saluran tersebut karena “melanggar regulasi penyiaran media”.

Meski ada spekulasi bahwa Saudi dan Israel hampir menjalin hubungan formal sebelum perang Israel di Gaza dimulai, Pangeran Mahkota dan Perdana Menteri Saudi, Mohammed bin Salman, baru-baru ini menyatakan bahwa pemerintahannya tidak akan melakukannya tanpa pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.

“Masalah Palestina adalah prioritas utama bagi Saudi Arabia, dan kami menegaskan penolakan serta kecaman kuat kerajaan terhadap kejahatan yang dilakukan oleh otoritas pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina, yang mengabaikan hukum internasional dan kemanusiaan dalam bab baru yang pahit dari penderitaan,” ujarnya.

Namun, laporan dari Atlantic menyebutkan bahwa Mohammed bin Salman, secara pribadi, menyatakan bahwa ia “tidak peduli dengan masalah Palestina”, tetapi ia mengakui pentingnya isu Palestina bagi masyarakat Saudi.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular