Wednesday, March 19, 2025
HomeBeritaDituding tolak proposal AS, Hamas bantah tuduhan Netanyahu

Dituding tolak proposal AS, Hamas bantah tuduhan Netanyahu

Hamas pada Selasa mengungkapkan bahwa mereka tidak menolak proposal yang diajukan oleh utusan Presiden AS, Steve Witkoff, dan menuduh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melanjutkan serangan genosida di Gaza untuk menggagalkan kesepakatan gencatan senjata.

Tentara Israel sebelumnya melancarkan serangan udara di Gaza, menewaskan setidaknya 430 orang dan melukai lebih dari 562 orang, serta melanggar kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari lalu.

Gambar-gambar yang beredar menunjukkan bahwa sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, yang rumahnya dihancurkan selama malam hari.

Juru bicara Hamas, Abdel Latif al-Qanoua, dalam pernyataan resmi menyebutkan, “Gerakan ini terus berkomunikasi dengan para mediator, menangani proposal untuk menghentikan agresi dan mengangkat blokade dengan sikap tanggung jawab tinggi dan positif.”

Al-Qanoua menambahkan, “Proposal Witkoff ada di meja perundingan, dan Hamas tidak menolaknya, melainkan berinteraksi secara positif. Namun, Netanyahu melanjutkan perang untuk menggagalkan kesepakatan ini.”

Dia juga menyoroti bahwa Israel “menutup penyeberangan, memperketat blokade, memblokir bantuan, dan menolak perundingan tahap kedua, berusaha membatalkan kesepakatan dan melanjutkan permusuhan.”

Menurut al-Qanoua, “Kepentingan Hamas adalah mempertahankan kesepakatan ini, dan kami akan terus berinteraksi dengan mediator secara fleksibel dan positif untuk mengakhiri agresi terhadap rakyat kami serta memaksa penjajah untuk menghormati kesepakatan.”

Serangan ini menjadi pelanggaran besar terhadap gencatan senjata yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS pada Januari. Gencatan senjata ini terancam gagal setelah eskalasi serangan Israel di Gaza.

Media Israel melaporkan bahwa Witkoff mengajukan proposal baru kepada kedua belah pihak, yang mencakup pembebasan lima sandera Israel untuk gencatan senjata selama 50 hari, pembebasan tahanan Palestina, akses bantuan kemanusiaan, serta pembicaraan mengenai tahap kedua gencatan senjata.

Hamas kemudian mengumumkan pada Jumat bahwa mereka menerima proposal tersebut, termasuk pembebasan seorang prajurit Israel-Amerika dan empat jenazah warga ganda, untuk melanjutkan negosiasi tahap kedua.

Di sisi lain, pernyataan dari kantor Netanyahu menyebutkan bahwa militer Israel menargetkan situs Hamas dalam serangan tersebut dan berjanji akan bertindak lebih keras terhadap Hamas.

“Israel akan melanjutkan operasi ini dengan kekuatan militer yang lebih besar,” ujar pernyataan tersebut.

Sementara Tel Aviv menganggap serangan ini perlu untuk mengamankan sandera dan mengatasi ancaman dari Gaza, para analis di Israel mengaitkan serangan ini dengan tekanan politik domestik.

Netanyahu, yang tengah berusaha meloloskan anggaran untuk mencegah keruntuhan pemerintahan pada akhir Maret, mendapatkan dukungan dari partai sayap kanan, setelah kembalinya Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir ke dalam koalisi.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 48.500 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas dalam serangan brutal Israel di Gaza, sementara lebih dari 112.000 orang lainnya terluka.

Pada November 2023, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant terkait tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Selain itu, Israel juga menghadapi tuduhan genosida di Pengadilan Internasional terkait perang mereka terhadap Gaza.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular