Organisasi medis Doctors Without Borders (MSF) pada Rabu menyatakan menarik stafnya dari Rumah Sakit Zalingei di Darfur Tengah setelah seorang tenaga kesehatan tewas dan empat lainnya terluka dalam insiden penembakan di luar fasilitas tersebut di Sudan bagian barat.
MSF tidak menyebutkan pihak yang melepaskan tembakan, meskipun pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) telah menguasai Zalingei sejak Oktober 2023.
Dalam pernyataannya, MSF menyampaikan belasungkawa kepada keluarga seorang pengusung tandu dari Kementerian Kesehatan Sudan yang tewas dalam insiden penembakan pada 18 November tersebut.
“Setelah insiden ini, untuk kedua kalinya tahun ini, kami terpaksa menarik staf dari Rumah Sakit Zalingei demi menjamin keselamatan tim kami,” ujar MSF.
“Kami tidak dapat melanjutkan kegiatan kemanusiaan sampai RSF memberikan jaminan kondisi aman bagi staf dan pasien,” kata Mariam Al-Aroussi, koordinator darurat MSF di Darfur.
“Tidak dapat diterima bahwa konfrontasi bersenjata berdampak pada fasilitas medis dan bantuan kemanusiaan,” tambahnya.
MSF menyebut telah melakukan “komunikasi aktif secara terus-menerus” dengan berbagai otoritas sejak 18 November untuk memastikan perlindungan bagi fasilitas tersebut.
Selama masa penarikan, MSF mengatakan akan tetap memberikan dukungan berupa tenaga dan suplai obat-obatan.
Serangan ini terjadi setelah penangguhan kegiatan sebelumnya pada Agustus, ketika MSF menghentikan seluruh operasinya di rumah sakit tersebut setelah sebuah granat meledak di dalam fasilitas, menewaskan satu orang dan melukai lima lainnya.
“Kekerasan yang terus berlangsung mengganggu akses layanan kesehatan bagi ratusan orang yang membutuhkan, pada saat MSF sedang menangani wabah campak di wilayah tersebut,” demikian pernyataan organisasi itu.
Antara April hingga 20 November 2025, MSF menerima total 850 pasien campak, 36 persennya mengalami malnutrisi akut berat.
RSF saat ini menguasai seluruh lima negara bagian di Darfur, dari total 18 negara bagian Sudan, sementara angkatan bersenjata memegang kendali atas sebagian besar 13 negara bagian lainnya, termasuk Khartoum.
Darfur mencakup sekitar seperlima wilayah Sudan, namun sebagian besar dari 50 juta penduduk negara itu tinggal di wilayah yang dikuasai militer.
Konflik antara militer Sudan dan RSF, yang terjadi sejak April 2023, telah menewaskan sedikitnya 40.000 orang dan memaksa 12 juta lainnya mengungsi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).


