Seorang pria yang dilaporkan sedang memburu orang Palestina ditangkap pada akhir pekan setelah menembak dua orang Israel di Miami Beach, yang dia kira sebagai orang Palestina.
Mordechai Brafman, 27 tahun, ditahan pada Sabtu malam dan dijerat dengan dua tuduhan percobaan pembunuhan tingkat dua.
Rekaman kamera pengawas menunjukkan truk Brafman melakukan putaran balik, berhenti tepat di depan sebuah kendaraan, lalu keluar dari truk dan menembaki dua orang di dalam kendaraan tersebut.
Brafman menembak kendaraan itu sebanyak 17 kali dengan senjata semi-otomatis, menurut laporan penangkapan. Salah satu korban terluka di bahu, sementara korban lainnya hanya terluka ringan di lengan.
Brafman, yang oleh media Israel Ynet disebut sebagai “orang Yahudi Florida”, ditangkap tak lama setelah penembakan itu.
Menurut laporan penangkapan, Brafman mengatakan kepada polisi dalam wawancara, “Saat saya mengemudi, saya melihat dua orang Palestina dan menembak dan membunuh keduanya.”
Namun, tidak ada korban yang tewas, dan polisi menyatakan bahwa keduanya adalah pengunjung dari Israel.
Berdasarkan laporan dari akun Instagram lokal yang sering membahas kehidupan Yahudi, Miami Herald melaporkan bahwa korban adalah seorang ayah dan anak asal Israel. Polisi memastikan bahwa tidak ada hubungan sebelumnya antara Brafman dengan kedua korban tersebut.
Tuntutan kejahatan kebencian
Cabang Florida dari Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) menyerukan agar pihak berwenang federal mengenakan dakwaan kejahatan kebencian terkait penembakan ini. “Kami mendesak pihak berwenang negara bagian dan federal untuk mengenakan dakwaan kejahatan kebencian dalam kasus ini berdasarkan pernyataan pelaku yang dilaporkan menunjukkan motif anti-Palestina,” kata Wilfredo Amr Ruiz, Direktur Komunikasi CAIR Florida.
“Ini adalah tindakan yang didorong oleh kebencian pelaku, bukan etnisitas korban, yang seharusnya menjadi faktor penentu dalam dakwaan terhadap kasus yang mengganggu ini,” tambah Ruiz. Sejak perang meletus di Gaza 16 bulan lalu, serangan anti-Muslim dan anti-Palestina di Amerika Serikat meningkat signifikan.
Pada Oktober 2023, seorang anak Palestina-Amerika berusia enam tahun, Wadea al-Fayoume, dibunuh dengan 26 tusukan dan ibunya terluka parah di Illinois. Serangan ini diyakini terkait dengan perang Israel-Palestina dan motif kebencian terhadap identitas Muslim.
Dua bulan kemudian, tiga mahasiswa Palestina-Amerika yang sedang berbicara dalam bahasa Arab dan mengenakan keffiyeh—sebuah syal yang identik dengan solidaritas Palestina—ditembak saat dalam perjalanan makan malam di Burlington, Vermont. Salah satu dari mereka kini lumpuh dari dada ke bawah dan mungkin tidak bisa berjalan lagi.