Monday, November 3, 2025
HomeBeritaEks Jaksa Militer Israel hilang usai bocorkan video penyiksaan tahanan Palestina

Eks Jaksa Militer Israel hilang usai bocorkan video penyiksaan tahanan Palestina

Polisi Israel melancarkan pencarian terhadap mantan Jaksa Agung Militer (Military Advocate General), Mayjen Yifat Tomer-Yerushalmi, yang dilaporkan tidak dapat dihubungi sejak pagi, menurut laporan media berbahasa Ibrani, Sabtu (2/11/2025).

Pencarian difokuskan di Pantai Hatzuk, Tel Aviv, sebagaimana disampaikan oleh tim penolong pertama di lokasi.

Tomer-Yerushalmi mengundurkan diri pada Jumat (1/11) setelah mengakui dirinya membocorkan sebuah video yang diduga memperlihatkan tentara Israel melakukan penganiayaan berat terhadap seorang tahanan keamanan asal Palestina di fasilitas penahanan militer Sde Teiman pada tahun 2024.

Ia dijadwalkan menjalani pemeriksaan pidana di bawah peringatan hukum, sebelum akhirnya menghilang.

Video bocor ganggu proses peradilan

Pengacara pembela lima prajurit cadangan yang menjadi terdakwa dalam kasus penganiayaan Sde Teiman menilai, kebocoran video tersebut menggagalkan peluang klien mereka untuk memperoleh pengadilan yang adil.

Insiden aslinya melibatkan kekerasan fisik berat terhadap seorang tahanan Palestina, yang mengakibatkan tulang rusuk patah, paru-paru tertusuk, serta luka parah di bagian dalam tubuh. Hingga lebih dari setahun kemudian, hasil lengkap penyelidikan internal militer belum dipublikasikan.

Para pengacara menyebut proses hukum yang berlangsung sebagai “pengadilan semu”, menilai persidangan itu lebih digerakkan oleh tekanan publik daripada keadilan yang objektif.

Video yang bocor disebut memperlihatkan tahanan dalam kondisi diborgol dan ditutup matanya, sementara anggota Unit Force 100 — satuan elite pengawal tahanan politik Palestina — melakukan kekerasan seksual selama sekitar 15 menit.

Fokus penyelidikan beralih ke pembocor

Pasca kebocoran video tersebut, militer Israel meluncurkan penyelidikan pidana yang justru berfokus pada pihak yang membocorkan rekaman kepada Channel 12, bukan terhadap pelaku kekerasan yang terekam dalam video.

Otoritas kini menelusuri kemungkinan keterlibatan pejabat di kantor Jaksa Agung Militer (MAG) dalam kebocoran itu.

Skandal ini menambah sorotan tajam terhadap sistem peradilan militer Israel, apalagi setelah Tomer-Yerushalmi mengundurkan diri di tengah tekanan publik. Polisi juga tengah menyelidiki kemungkinan adanya upaya menyesatkan Mahkamah Agung Israel terkait penanganan kasus tersebut.

Media sayap kanan Israel kini memusatkan perhatian pada peran Tomer-Yerushalmi, sementara sebagian anggota parlemen berharap isu publik beralih dari tuduhan kekerasan seksual yang dilakukan para prajurit cadangan.

Kasus Sde Teiman dan gelombang protes

Peristiwa Sde Teiman pada 2024 memicu gelombang protes besar di dekat sejumlah pangkalan militer. Sebagian pendukung para tersangka prajurit bahkan disebut media sebagai bagian dari demonstrasi “hak untuk memperkosa”.

Laporan investigatif program Zman Emet dari Kan 11 menayangkan cuplikan yang memperlihatkan prajurit Unit Force 100 bergantian menyerang tahanan. Setelah penyelidikan polisi militer, beberapa prajurit ditahan, dan pada Februari 2025, lima di antaranya secara resmi didakwa melakukan penganiayaan berat.

Menurut Channel 12, dakwaan menyebut tahanan tersebut ditusuk di dekat anus dengan benda tajam dan dipukuli berulang kali, hingga mengalami patah tulang rusuk dan luka internal serius. Dalam pemeriksaan, salah satu terdakwa bahkan mengklaim korban “melawan serangan” dengan mencoba menggigit dan merebut alat setrum militer.

Perdebatan soal akuntabilitas

Kasus ini kembali memantik perdebatan luas mengenai akuntabilitas dalam sistem peradilan militer Israel.

Meski tuduhan kekerasan terhadap tahanan Palestina belum tuntas disidangkan, fokus penyelidikan terhadap pembocor video justru menimbulkan kritik keras terhadap transparansi dan penegakan hak asasi manusia di tubuh militer.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler