Wednesday, September 24, 2025
HomeBeritaErdogan: Tiap jam, anak Gaza kehilangan nyawa

Erdogan: Tiap jam, anak Gaza kehilangan nyawa

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Selasa (24/9/2025), menyerukan kepada seluruh pemimpin dunia untuk bersikap tegas membela rakyat Palestina yang tertindas di Gaza.

“Hari ini adalah saatnya. Saatnya berdiri tegak membela rakyat Palestina atas nama kemanusiaan,” kata Erdogan di hadapan Majelis Umum PBB di New York. “Ketika rakyat Anda sendiri bereaksi terhadap kebiadaban di Gaza, milikilah keberanian untuk bertindak,” ujarnya.

Presiden Erdogan menyampaikan pidato yang penuh empati terhadap penderitaan warga Gaza dan mengangkat isu kemanusiaan yang ia sebut sebagai “titik terendah dalam sejarah umat manusia.”

“Setiap jam, satu anak kehilangan nyawanya di Gaza. Ini bukan sekadar angka. Mereka adalah manusia, anak-anak tak berdosa,” kata Erdogan, mengutip data yang menunjukkan eskalasi kekerasan di wilayah tersebut sejak Oktober 2023.

Ia juga menyoroti kondisi pengungsian yang terus berlangsung di Gaza. “Sebanyak 2,5 juta penduduk di wilayah seluas 365 kilometer persegi terusir dan dipaksa berpindah tempat setiap hari,” ucapnya.

Sambil memperlihatkan foto seorang anak yang kelaparan, Erdogan bertanya kepada hadirin: “Hati nurani mana yang mampu membiarkan ini terjadi? Bisakah ada perdamaian di dunia jika anak-anak dibiarkan mati kelaparan dan tanpa obat?”

Erdogan menyoroti ironi antara empati global terhadap luka kecil anak-anak di negara-negara Barat dan realitas memilukan di Gaza. “Di Amerika dan Eropa, jika seorang anak tertusuk duri, orang tuanya langsung panik. Tapi di Gaza, anak-anak harus diamputasi tanpa bius. Inilah titik terendah kemanusiaan.”

Kritik terhadap Israel

Dalam pidatonya, Erdogan menyatakan bahwa tidak ada perang yang berlangsung di Gaza, melainkan penggunaan senjata canggih terhadap warga sipil. Ia menuduh Israel melakukan pendudukan dan kekerasan massal atas nama perang melawan terorisme.

“Ini bukan operasi kontra-terorisme, melainkan kebijakan pengusiran, pembantaian, dan genosida,” tegas Erdogan.

Ia menambahkan bahwa serangan Israel tidak hanya terbatas di Gaza dan Tepi Barat, tetapi juga meluas ke negara-negara seperti Suriah, Iran, Yaman, Lebanon, dan terbaru ke Qatar. Menurutnya, ini menunjukkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu “tidak memiliki niat untuk berdamai atau membebaskan sandera.”

Presiden Turki tersebut menilai bahwa serangan Israel telah mengabaikan prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia, termasuk hak-hak perempuan dan anak, kebebasan berekspresi, serta keadilan.

Erdogan juga menyebut kebijakan ekspansionis Israel yang mengatasnamakan “tanah yang dijanjikan” telah mengancam perdamaian regional dan tatanan global.

Seruan untuk Gencatan Senjata

Di akhir pidatonya, Erdogan menyerukan dilakukannya gencatan senjata segera di Gaza, penghentian serangan, dan dibukanya akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.

Ia menegaskan bahwa pelaku kejahatan di Gaza harus diadili sesuai hukum internasional. “Dan hal itu pasti akan terjadi,” ucapnya.

“Siapa pun yang diam dan tidak mengambil sikap terhadap kebiadaban di Gaza adalah bagian dari kebiadaban itu sendiri,” tambahnya.

Presiden Erdogan juga berterima kasih kepada negara-negara yang telah mengakui Palestina sebagai negara merdeka, serta mendorong negara-negara lainnya untuk segera mengambil langkah serupa.

Dalam pidatonya, Erdogan turut menampilkan foto-foto yang diambil oleh kantor berita Turki, Anadolu Agency, sebagai bukti visual atas penderitaan yang ia sebut sebagai “genosida yang disiarkan secara langsung.”

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular