Sebuah laporan terbaru dari Euro-Mediterranean Human Rights Monitor mengungkapkan bahwa satu dari sepuluh warga Gaza menjadi korban pembunuhan, luka-luka, penghilangan paksa, atau penahanan sejak dimulainya agresi militer Israel pada 7 Oktober 2023.
Laporan itu menyebut agresi tersebut sebagai bentuk genosida sistematis yang telah berlangsung selama lebih dari satu setengah tahun.
Dalam laporan infografis yang dirilis Rabu (28/5/2025) untuk menandai hari ke-600 perang di Gaza, lembaga yang berbasis di Jenewa ini mencatat bahwa 31 persen korban adalah anak-anak dan 21 persen adalah perempuan.
Sekitar 90 persen dari total korban jiwa merupakan warga sipil yang tidak terlibat dalam pertempuran.
Euro-Med mencatat bahwa sembilan dari sepuluh orang yang dibunuh Israel dalam 19 bulan terakhir adalah warga sipil.
Ribuan orang yang selamat pun mengalami cedera serius, termasuk cacat permanen dan amputasi. Lebih dari 10.000 anak-anak kehilangan setidaknya satu kaki akibat serangan.
Laporan tersebut juga mengungkap bahwa 98 persen penduduk Gaza telah mengungsi setidaknya satu kali, banyak di antaranya menetap di sekolah-sekolah yang hancur atau tenda-tenda darurat.
Euro-Med memperingatkan bahwa militer Israel memperlakukan warga yang tidak mematuhi perintah evakuasi sebagai “kolaborator organisasi teroris”, sehingga memperparah risiko terhadap warga sipil.
Infrastruktur hancur, kelaparan meluas
Dampak dari agresi ini sangat luas dan menyentuh hampir semua aspek kehidupan:
- 80 persen bangunan di Gaza hancur atau rusak.
- 90 persen fasilitas pendidikan, kesehatan, dan perguruan tinggi mengalami kerusakan parah.
- Akses terhadap air bersih menurun drastis hingga 99 persen, setelah 719 sumur air dihancurkan.
- 98 persen warga kini hidup dalam kondisi kerawanan pangan ekstrem.
- Terdokumentasi 100 kasus kematian akibat kelaparan, termasuk 42 anak-anak.
Lembaga ini menuding Israel menggunakan kelaparan sebagai alat pemaksaan untuk perpindahan paksa.
Dengan terus ditutupnya semua perlintasan sejak 2 Maret lalu, sekitar 2,4 juta penduduk kini hidup dalam kondisi mendekati kelaparan total.
Penyiksaan dan pelanggaran terhadap tahanan
Euro-Med juga mendokumentasikan setidaknya 4.700 warga Gaza yang ditahan atau hilang secara paksa di penjara-penjara Israel.
Dalam wawancara dengan 100 mantan tahanan, lembaga ini mencatat 42 bentuk penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi, termasuk pemerkosaan, kekerasan seksual, sengatan listrik, penghinaan fisik, pemeriksaan tubuh tanpa busana, hingga kematian di bawah siksaan.
Laporan ini menyoroti bahwa seluruh tindakan tersebut berlangsung dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat (AS).
Total korban tewas dan luka sejauh ini telah melampaui 177.000 orang, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.
Selain itu, lebih dari 11.000 orang masih dinyatakan hilang, dan ratusan ribu lainnya hidup sebagai pengungsi internal.