Sejumlah faksi Palestina di Lebanon menegaskan, penyerahan senjata di Kamp Burj al-Barajneh hari ini (28/8) tidak terkait dengan persoalan senjata Palestina secara keseluruhan, melainkan urusan internal Fatah.
Dikutip dari Aljazeera Arabic, dalam pernyataan bersama, faksi-faksi yang tergabung dalam Aliansi Kekuatan Palestina—termasuk Hamas, Jihad Islam, Front Populer, dan Front Demokratik—menyatakan bahwa langkah yang dilakukan di Burj al-Barajneh adalah masalah internal yang hanya menyangkut Fatah.
“Kami, faksi-faksi Palestina di Lebanon, menegaskan komitmen menjaga keamanan kamp dan lingkungannya serta menghormati kedaulatan negara dan lembaganya. Namun, senjata kami tetap terkait dengan perjuangan Palestina dan hak kembali. Senjata itu hanya akan digunakan melawan pendudukan Israel hingga rakyat kami meraih kemerdekaan,” demikian isi pernyataan tersebut.
Urusan Antar-Faksi
Juru bicara Hamas di Lebanon, Walid Kilani, juga menegaskan bahwa insiden tersebut dipicu perselisihan internal di tubuh Fatah. Ia menjelaskan, salah satu pimpinan Fatah yang baru dipecat kedapatan menyimpan senjata yang dianggap ilegal dan masuk ke kamp hanya dua hari sebelum proses penyerahan.
Kilani menepis anggapan bahwa ada faksi yang menolak proses pelucutan senjata. Menurutnya, semua pihak sudah sejak lama menyepakati pentingnya penataan senjata di kamp-kamp Palestina melalui Komite Dialog Palestina-Lebanon yang dibentuk pemerintah Lebanon.
“Persoalan senjata harus dibahas di meja komite itu, yang di dalamnya seluruh faksi utama Palestina terlibat. Kami sudah pernah berhasil menyerahkan senjata di luar kamp dengan kesepakatan penuh tanpa masalah, dan hal serupa bisa terulang,” ujar Kilani.
Peta Kekuatan Palestina
Di Lebanon, kekuatan politik Palestina terfragmentasi dalam beberapa poros:
- Organisasi Pembebasan Palestina (PLO): termasuk Fatah, Front Populer, Front Demokratik, dan sejumlah partai kiri Palestina.
- Aliansi Kekuatan Palestina: beranggotakan delapan kelompok, di antaranya Hamas, Jihad Islam, Fatah Intifada, dan As-Sa’iqa.
- Kelompok Islamis: seperti Usbat al-Ansar dan Gerakan Islam Mujahidah.
- Ansar Allah: kelompok independen yang tidak bergabung dalam PLO maupun aliansi.
- Kelompok Beragam: mencakup arus reformis Fatah, Hizbut Tahrir, serta beberapa kelompok kecil seperti Jund al-Sham dan Fatah al-Islam.
Meski terpecah dalam berbagai kubu, PLO tetap diakui sebagai satu-satunya wakil sah rakyat Palestina. Di Lebanon, koordinasi antar-faksi berlangsung melalui Badan Kerja Sama Palestina Bersama yang berada di bawah naungan Ketua Parlemen Lebanon sekaligus pimpinan Gerakan Amal, Nabih Berri. Badan ini menjadi wadah koordinasi urusan politik, keamanan, dan sosial di kamp-kamp pengungsi Palestina.