Monday, October 20, 2025
HomeBeritaGencatan senjata kembali retak, Israel lancarkan serangan ke Gaza Selatan

Gencatan senjata kembali retak, Israel lancarkan serangan ke Gaza Selatan

Militer Israel pada Minggu (19/10/2025) kembali melancarkan serangan udara ke sejumlah wilayah di Jalur Gaza bagian selatan. Serangan ini disebut sebagai respons terhadap dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh kelompok Hamas.

“Sebagai tanggapan atas pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata sebelumnya hari ini, IDF (Pasukan Pertahanan Israel) telah memulai serangkaian serangan terhadap target teror Hamas di Jalur Gaza selatan,” demikian pernyataan resmi militer Israel.

Gencatan senjata yang telah berlangsung selama sembilan hari itu kini berada di ujung tanduk, setelah militer Israel mengklaim bahwa pasukannya menjadi sasaran serangan di Rafah dan Beit Lahia. Militer juga memperingatkan kemungkinan serangan lanjutan dalam waktu dekat.

Namun, Hamas membantah tudingan tersebut. Seorang pejabat Hamas menegaskan bahwa kelompoknya masih mematuhi kesepakatan gencatan senjata dan menuduh Israel “menciptakan dalih” untuk kembali melanjutkan serangan militernya.

Lembaga pertahanan sipil Gaza melaporkan sedikitnya 13 orang tewas akibat serangan yang berlangsung sepanjang hari Minggu. Militer Israel menyatakan masih melakukan verifikasi atas laporan korban jiwa tersebut.

Dalam pernyataan terpisah, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa sang perdana menteri telah memerintahkan pasukan keamanan untuk mengambil “tindakan tegas terhadap target-target teroris di Jalur Gaza”, dengan menuding Hamas sebagai pihak yang melanggar gencatan senjata.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, juga mengeluarkan peringatan keras kepada Hamas. “Mereka akan membayar mahal untuk setiap tembakan dan setiap pelanggaran terhadap gencatan senjata,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa tanggapan militer Israel akan “semakin keras” bila pelanggaran terus terjadi.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler