Monday, September 29, 2025
HomeBeritaGlobal Sumud Flotilla tinggal berjarak 399 mil laut dari Gaza

Global Sumud Flotilla tinggal berjarak 399 mil laut dari Gaza

Armada bantuan kemanusiaan internasional Global Sumud Flotilla kini berada kurang dari 399 mil laut dari Jalur Gaza dan diperkirakan akan tiba pada 30 September, menurut keterangan penyelenggara yang dikutip Anadolu Agency, Minggu (29/9/2025).

“Setiap menit membawa armada Global Sumud lebih dekat ke Gaza dan keadilan yang seharusnya diterima,” demikian pernyataan koalisi penyelenggara di platform media sosial X.

Pernyataan tersebut disertai dengan peta yang menunjukkan rute pelayaran kapal-kapal menuju Gaza, wilayah yang telah lama diblokade oleh Israel. Armada tersebut terdiri dari sekitar 50 kapal yang membawa bantuan kemanusiaan, terutama pasokan medis, bagi warga Gaza yang terdampak perang.

Juru bicara armada dari wilayah Maghreb, Wael Naouar, mengatakan bahwa kapal-kapal itu diperkirakan tiba di Gaza pada 30 September atau 1 Oktober, tergantung pada kondisi cuaca.

Dalam sebuah video yang dibagikan oleh aktivis asal Turki yang berada di atas kapal, terlihat bahwa kapal Angkatan Laut Yunani telah kembali setelah mengawal rombongan di perairan internasional. Saat ini, armada dilaporkan masih mendapatkan pengawalan dari Angkatan Laut Italia dan Spanyol.

Sebanyak 130 tokoh publik dari berbagai negara menyerukan kepada pemerintah Prancis dan Belgia untuk memberikan perlindungan terhadap armada bantuan tersebut.

“Yang memisahkan kami dari Gaza saat ini hanyalah laut,” ujar Ross Ykema, seorang aktivis asal Belanda, dalam pernyataan videonya.

Sejak 2 Maret 2024, Israel menutup total semua jalur masuk ke Gaza, termasuk untuk bantuan makanan dan obat-obatan. Penutupan tersebut memperburuk kondisi kelaparan dan penyebaran penyakit di wilayah tersebut. Bantuan yang masuk secara terbatas pun kerap dijarah oleh kelompok bersenjata, yang menurut otoritas Gaza dilindungi oleh Israel.

Israel memiliki sejarah panjang dalam mencegat kapal-kapal bantuan menuju Gaza, termasuk menyita kapal dan mendeportasi para aktivis. Tindakan tersebut kerap dikritik sebagai bentuk pembajakan.

Sejak Oktober 2023, militer Israel telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina di Gaza, sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak. Serangan terus-menerus tersebut telah membuat Gaza nyaris tidak layak huni.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler