Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, menyatakan pada Senin (10/11/2025) bahwa Israel tidak mematuhi peta kesepakatan yang telah disepakati dan sengaja memperluas “garis kuning”, terutama di wilayah Gaza utara.
Qassem menjelaskan bahwa Hamas telah memberitahu mediator mengenai kebutuhan untuk menghadirkan alat berat guna mengevakuasi jenazah tahanan Israel yang masih terjebak di zona pertempuran.
Dia menambahkan bahwa Israel telah menarik diri dari kesepakatan sebelumnya terkait pejuang Hamas di Rafah setelah penyerahan jenazah perwira Israel Hadar Goldin.
Menurut Qassem, perkembangan ini menunjukkan pelanggaran terus-menerus Israel terhadap kesepakatan yang ada, yang semakin mempersulit upaya kemanusiaan dan mediasi di lapangan.
Sejak 7 Oktober 2023, negara pendudukan yang didukung Amerika Serikat dan Eropa ini melakukan kampanye genosida di Jalur Gaza yang meliputi pembunuhan, kelaparan, penghancuran, pengungsian, dan penahanan, sambil mengabaikan seruan internasional serta putusan Mahkamah Internasional untuk menghentikan tindakan tersebut.


