Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyatakan pada Jumat (1/11) bahwa Israel tidak serius dalam negosiasi gencatan senjata di Gaza.
Dalam wawancara dengan saluran TV Al-Aqsa, pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengungkapkan bahwa Israel tidak menawarkan proposal yang nyata dan “secara definitif tidak serius dalam negosiasi (gencatan senjata).”
“Setiap proposal yang diajukan kepada kami (Hamas) yang memenuhi tuntutan rakyat kami, mengakhiri penderitaan mereka, dan menghentikan agresi Israel secara total—bukan sementara—akan kami terima tanpa ragu,” tambah Hamdan.
Ia juga menyatakan bahwa Israel tidak mampu mematahkan perlawanan Palestina meskipun perang telah berlangsung selama satu tahun di wilayah itu.
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, lebih dari 43.000 orang di Gaza telah tewas dan wilayah tersebut menjadi tidak layak huni.
Usaha yang dipimpin oleh AS, Mesir, dan Qatar untuk mencapai gencatan senjata permanen hingga saat ini gagal, terutama karena penolakan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk menghentikan perang.
Hamas menegaskan tidak akan menerima proposal gencatan senjata yang tidak mencakup penarikan penuh Israel dari Gaza dan penghentian total permusuhan.
Delegasi Israel baru-baru ini kembali dari Doha, dengan pernyataan dari kantor perdana menteri yang menyatakan bahwa diskusi antara para mediator dan Hamas akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang untuk “menilai kelayakan pembicaraan dan upaya yang terus dilakukan untuk memajukan kesepakatan.”
