Kelompok Hamas menyatakan telah menewaskan sedikitnya 50 anggota kelompok bersenjata di Jalur Gaza yang disebut-sebut menerima dukungan persenjataan dari Israel.
Pernyataan ini disampaikan setelah muncul laporan media Israel yang mengungkap adanya keterlibatan pasukan Israel dalam bentrokan antara Hamas dan milisi tersebut.
Kelompok yang dipimpin oleh Yasser Abu Shabab—seorang tokoh klan lokal dengan rekam jejak kriminal—mengaku bahwa para anggotanya diserang saat tengah “mengawal konvoi bantuan dan mendistribusikan pasokan yang seharusnya tidak jatuh ke tangan kelompok-kelompok korup yang terkait dengan Hamas”.
Media Israel i24 melaporkan bahwa sebuah serangan drone Israel menargetkan pejuang Hamas yang sedang terlibat bentrokan dengan milisi Abu Shabab.
Laporan tersebut menyebut serangan itu sebagai “serangan pertama Israel di Gaza yang bertujuan langsung untuk membantu milisi Abu Shabab”.
Sementara itu, media Israel lainnya, Ynet, melaporkan bahwa milisi Abu Shabab telah menewaskan enam anggota unit “Arrow” milik Hamas, yang dikenal bertugas memburu warga Palestina yang diduga bekerja sama dengan Israel.
Pekan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui telah memasok senjata ke sejumlah klan lokal di Gaza, termasuk kelompok Abu Shabab.
Langkah ini, menurut pengakuan resmi yang dimuat media Israel, bertujuan untuk “menyeimbangkan kekuatan” dan melemahkan pengaruh Hamas di wilayah tersebut.
Menurut laporan tersebut, pemerintah Israel memberikan senapan serbu Kalashnikov kepada milisi Abu Shabab. Langkah ini menuai kecaman dari berbagai kelompok bantuan yang menuduh milisi bersenjata tersebut telah menjarah bantuan kemanusiaan.
Abu Shabab sendiri diketahui pernah dipenjara oleh Hamas atas tuduhan perdagangan narkotika, tetapi berhasil melarikan diri ketika perang di Gaza pecah pada Oktober 2023. Milisinya kini diyakini beranggotakan sekitar 100 orang dan beroperasi di wilayah selatan Gaza.
Sejumlah pejabat Hamas kepada Reuters menyatakan bahwa Abu Shabab menjadi buron karena dituduh “berkolaborasi dengan pendudukan terhadap rakyatnya sendiri”. Mereka juga mengklaim bahwa puluhan anggotanya telah ditembak mati dalam operasi militer Hamas sebelumnya.