Seorang anggota senior dari gerakan perlawanan Palestina, Hamas, telah tiba di Moskow dalam rangka kunjungan yang telah direncanakan, lapor kantor berita milik negara Rusia, RIA Novosti, pada Rabu, mengutip sumber diplomatik.
Menurut Reuters, anggota biro politik Hamas, Mousa Abu Marzouk, berencana mengadakan serangkaian pertemuan dengan pejabat Rusia, meskipun sumber tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Rusia memiliki hubungan dengan semua pihak utama di Timur Tengah, termasuk Israel, Iran, Lebanon, Otoritas Palestina, dan Hamas.
Moskow berulang kali menyalahkan krisis yang terjadi saat ini di Timur Tengah pada kegagalan diplomasi AS, serta menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas serta dimulainya kembali pembicaraan untuk mencapai kesepakatan damai.
Pada Desember tahun lalu, Rusia menyerukan agar misi pemantauan internasional dikirim ke Gaza untuk menilai situasi kemanusiaan, dan menegaskan bahwa tidak dapat diterima bagi Israel menggunakan serangan lintas-batas oleh Hamas pada 7 Oktober sebagai alasan untuk menghukum rakyat Palestina.
Saat itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kepada Al Jazeera bahwa negaranya mengecam serangan Hamas pada 7 Oktober, namun, “Pada saat yang sama, kami tidak menganggap dapat diterima untuk menggunakan peristiwa ini sebagai alasan menghukum kolektif jutaan rakyat Palestina dengan pengeboman tanpa pandang bulu.”
Lavrov juga menambahkan bahwa serangan 7 Oktober “tidak terjadi dalam kekosongan,” dan menyoroti blokade selama beberapa dekade serta janji-janji yang tidak terpenuhi terkait pembentukan negara Palestina.