Hizbullah mengumumkan pada Jumat bahwa lebih dari 20 tentara elite Israel tewas atau terluka dalam bentrokan di sebuah desa perbatasan di selatan Lebanon, lansir Anadolu.
Kelompok tersebut melaporkan adanya korban tambahan di pihak pasukan Israel setelah tembakan roket berat yang menargetkan sebuah tank dan sejumlah pasukan militer di area dekat perbatasan.
Pasukan Hizbullah menghancurkan tank Merkava Israel di dekat pos Malikiya dengan rudal berpemandu, yang mengakibatkan kematian dan luka-luka di antara awak tank tersebut, menurut pernyataan dari kelompok tersebut.
Selain itu, Hizbullah melancarkan serangan roket ke pinggiran kota Haifa dan posisi artileri di dekat Kiryat Shmona.
Hizbullah juga menargetkan beberapa posisi Israel, termasuk Rweissat al-Alam di perbukitan Kafr Shuba yang diduduki, serta pasukan militer di Karmiel dan Sa’sa dengan rudal dan roket berat.
Kelompok tersebut melaporkan bahwa mereka membombardir pangkalan Nafah dan pasukan yang berkumpul di dekat pos al-Baghdadi di Israel utara.
Tembakan roket menghantam posisi militer Israel di timur Doviv, dataran Maroun al-Ras, dan di dekat permukiman Avivim serta Yiron, menurut laporan Hizbullah.
Pasukan Israel yang bergerak maju juga diserang dengan artileri dan roket di barat Yiron, yang menyebabkan korban tambahan di pihak Israel.
Hizbullah mengklaim bahwa mereka menargetkan tentara Israel yang mencoba menyusup ke desa Lebanon, Maroun al-Ras, menyebabkan korban tambahan melalui bahan peledak dan bentrokan jarak dekat.
Hingga Jumat malam, belum ada komentar resmi dari pihak Israel.
Serangan ini terjadi setelah kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan Israel pekan lalu.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam permusuhan lintas batas sejak Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober tahun lalu, sebuah konflik yang telah menewaskan lebih dari 41.800 korban, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Serangan Israel di Lebanon telah menewaskan setidaknya 2.011 orang, melukai lebih dari 9.500, dan membuat 1,2 juta orang mengungsi, menurut otoritas Lebanon.
Komunitas internasional menyatakan keprihatinannya bahwa serangan Israel yang terus berlanjut di Lebanon dapat memperluas konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih besar.