Monday, April 28, 2025
HomeBeritaHotel di Jepang minta turis Israel teken pernyataan tak terlibat kejahatan perang

Hotel di Jepang minta turis Israel teken pernyataan tak terlibat kejahatan perang

Sebuah hotel di Kyoto, Jepang, meminta seorang wisatawan Israel untuk menandatangani pernyataan bahwa ia tidak terlibat dalam kejahatan perang selama dinas militernya.

Hal itu sebagai syarat untuk dapat melakukan check-in, demikian dilaporkan oleh Ynetnews pada Sabtu (27/4). Insiden ini terjadi setelah wisatawan tersebut menunjukkan paspor Israel di meja resepsionis.

Menurut pria yang merupakan seorang medis tempur di cadangan Angkatan Laut Israel tersebut, pihak resepsionis memberikan formulir dan memberitahunya bahwa ia tidak bisa check-in tanpa menandatanganinya.

Formulir tersebut, yang harus ditandatangani oleh wisatawan tersebut, berisi deklarasi bahwa ia tidak terlibat dalam kejahatan perang, seperti pemerkosaan, pembunuhan terhadap individu yang menyerah, atau serangan terhadap warga sipil.

Awalnya, pria itu menolak untuk menandatangani formulir tersebut. Namun, setelah pihak hotel menjelaskan bahwa semua tamu asal Israel dan Rusia diwajibkan menandatanganinya, ia akhirnya menyetujui permintaan tersebut.

“Saya tidak pernah terlibat dalam kejahatan perang yang melanggar hukum internasional dan kemanusiaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada serangan terhadap warga sipil (anak-anak, perempuan, dll.), pembunuhan atau perlakuan buruk terhadap mereka yang menyerah atau ditangkap sebagai tahanan perang, penyiksaan atau perlakuan tidak manusiawi, kekerasan seksual, pemindahan paksa atau penjarahan, dan tindakan lain yang termasuk dalam Pasal 8 Statuta Roma Mahkamah Pidana Internasional (ICC),” bunyi Formulir itu.

Selain itu, pernyataan itu juga mencantumkan komitmen untuk terus mematuhi hukum internasional dan hukum kemanusiaan serta tidak terlibat dalam kejahatan perang dalam bentuk apapun.

Setelah insiden tersebut, Duta Besar Israel untuk Jepang, Gilad Cohen, mengirimkan surat kepada Gubernur Kyoto, Takatoshi Nishiwaki, yang menyatakan bahwa hal tersebut tidak dapat diterima.

Manajer hotel tersebut menyatakan kepada Ynetnews bahwa kewajiban menandatangani deklarasi itu dianggap wajar.

“Bagi kami, perang adalah hal yang jauh, dan kami belum pernah bertemu dengan orang-orang yang membunuh wanita dan anak-anak serta membom sekolah-sekolah,” ujarnya.

Sebuah insiden serupa terjadi di hotel lain di Kyoto pada bulan Juni tahun lalu. Israel saat ini tengah menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakan militer yang dilakukan di Gaza. Akibatnya, lebih dari 50.000 orang sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Secara terpisah, Mahkamah Pidana Internasional juga mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular