Saturday, February 22, 2025
HomeBeritaInterogasi jurnalis Gaza, apa motif penyidik Israel?

Interogasi jurnalis Gaza, apa motif penyidik Israel?

Baru-baru ini, Al Jazeera menungkap kesaksian jurnalis Palestina yang ditangkap oleh pasukan pendudukan Israel selama perangnya di Jalur Gaza dan baru dibebaskan. Kesaksian ekslusif ini mengungkapkan intensitas interogasi terhadap mereka.

Tujuan interogasi itu adalah mengumpulkan informasi tentang sejumlah jurnalis lapangan dan sifat kerja lembaga-lembaga media.

Kesaksian tersebut juga menunjukkan bahwa pasukan pendudukan menargetkan sejumlah jurnalis yang namanya disebutkan selama interogasi.

Hal ini mengakibatkan gugurnya beberapa jurnalis dan melukai yang lainnya, dalam eskalasi berbahaya yang mengungkap niat sebenarnya tentara Israel terhadap jurnalis Palestina.

Menargetkan jurnalis

Pada pertengahan Maret 2024, pasukan pendudukan Israel menangkap jurnalis Palestina Youssef Sharaf selama penggerebekan di Kompleks Medis Al-Shifa di Kota Gaza.

Ia mengalami tiga kali interogasi selama pemindahannya di beberapa penjara.

Sharaf dibebaskan dua minggu lalu dalam tahap pertama perjanjian gencatan senjata antara perlawanan Palestina dan Israel. Ia mengatakan bahwa interogasinya oleh dinas intelijen militer Israel (Aman) dan keamanan umum (Shin Bet) berfokus pada pekerjaannya sebagai jurnalis dan rekan-rekannya di lapangan.

Para penyidik memintanya memberikan informasi tentang sepuluh jurnalis.

Menurut Sharaf, dalam sesi interogasi pertama yang dihadapinya pada Juni 2024, para penyidik menanyakan tentang hubungannya dengan Ismail Al-Ghoul, koresponden Al Jazeera di Gaza, serta aktivitas jurnalistiknya.

Namun, pada akhir Juli 2024, pasukan pendudukan menghabisi Al-Ghoul dengan serangan langsung terhadap mobil persnya. Serangan itu mengakibatkan tewasnya rekan fotografernya, Rami Al-Rifi.

Saat menyebutkan nama jurnalis yang fotonya ditunjukkan selama interogasi, Sharaf menyebutkan bahwa salah satu dari mereka (namanya dirahasiakan oleh Al Jazeera Net) kemudian menjadi sasaran serangan langsung dan mengalami luka parah.

Ketiga sesi interogasi yang dialami Sharaf berisi pertanyaan serupa tentang para jurnalis dan berfokus pada sifat kerja Al Jazeera serta aspek liputan yang diminta dari para jurnalis.

Para penyidik Israel menuduh bahwa jurnalis mengetahui segalanya. Mereka menganggap pekerjaan mereka mengharuskan komunikasi dengan faksi-faksi perlawanan Palestina, serta kemampuan meliput di dalam terowongan dan zona militer.

Menurut penyidik, jurnalis juga dapat mengakses rumah-rumah para pemimpin, sehingga mereka dianggap mampu mengumpulkan informasi penting yang dapat digunakan selama penyelidikan.

Israel bahkan menuduh para jurnalis Palestina telah melintasi perbatasan timur Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 dan berpartisipasi dalam pertempuran Tofan Al-Aqsa (Badai Al-Aqsa).

Mereka juga berupaya mengidentifikasi individu yang bekerja di media militer yang terkait dengan faksi-faksi perlawanan Palestina.

Ancaman pembunuhan

Pada akhir Januari 2024, pasukan pendudukan Israel menangkap jurnalis Palestina Ameen Baraka saat ia berada di wilayah barat Kota Khan Younis, selatan Jalur Gaza.

Ia menghadapi tujuh sesi interogasi yang seluruhnya berfokus pada pekerjaannya sebagai jurnalis.

Baraka, yang menghabiskan 333 hari di penjara sebelum dibebaskan seminggu yang lalu, mengungkapkan bahwa penyelidikan terhadapnya berpusat pada bagaimana jurnalis mendapatkan video.

Video yang dimaksud adalah yang dirilis oleh faksi perlawanan selama pertempuran melawan tentara Israel. Mereka juga menanyakan sumber informasi yang dihubunginya dan menuduhnya bekerja sama dengan saluran-saluran televisi yang mereka sebut sebagai “teroris”, khususnya Al Jazeera.

Baraka juga mengaku mengalami penyiksaan, termasuk pemukulan di area sensitif seperti ginjal, perut, dan alat kelamin.

Salah satu penyidik bahkan mendorong kepalanya ke dalam tempat sampah dan mengancam akan membunuh keluarganya, sebagaimana yang mereka lakukan terhadap keluarga Wael Al-Dahdouh, koresponden Al Jazeera di Gaza.

Para penyidik juga menunjukkan gambar beberapa jurnalis, termasuk Ismail Al-Ghoul dan Tamer Al-Meshal, serta menanyakan tentang peran mereka di Al Jazeera.

Interogasi juga mencakup pertanyaan tentang lembaga media tempat Baraka bekerja, para direkturnya, dan bagaimana para jurnalis menerima gaji mereka.

Para penyidik Israel menuduh jurnalis Palestina lebih berbahaya daripada para pejuang bersenjata, dengan alasan bahwa mereka “mencemarkan citra Israel” di mata dunia.

205 jurnalis syahid

Mohammed Yassin, Direktur Forum Jurnalis Palestina, mengatakan bahwa pasukan pendudukan Israel terus melakukan pembunuhan yang disengaja terhadap jurnalis. Mereka juga melakukan penyiksaan di penjara dengan cara yang tidak manusiawi. Hal ini terlihat dari kondisi fisik para jurnalis yang baru saja dibebaskan.

Dalam wawancara dengan Al Jazeera Net, Yassin menegaskan bahwa kesaksian para jurnalis yang dibebaskan mencerminkan upaya Israel untuk menyebarkan ketakutan dan mematahkan semangat mereka.

Fokus penyelidikan pada rekan-rekan mereka di lapangan bertujuan menciptakan teror psikologis agar para jurnalis menghentikan pekerjaan mereka.

Yassin pun menyerukan kepada lembaga internasional yang peduli dengan hak-hak jurnalis untuk segera campur tangan guna menghentikan intimidasi yang dilakukan Israel. Ia juga menekankan pendudukan agar mematuhi kewajibannya dalam melindungi jurnalis.

Di sisi lain, Ismail Al-Thawabteh, Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah di Gaza, mengatakan bahwa selama perang, pasukan pendudukan Israel telah mengeksekusi 205 jurnalis Palestina, melukai 399 lainnya, dan menangkap 48 orang.

Dalam pernyataan khusus kepada Al Jazeera Net, Al-Thawabteh juga mengungkapkan bahwa pasukan pendudukan telah menghancurkan 62 kantor media. Termasuk surat kabar, stasiun radio, situs web, dan kantor saluran televisi Palestina, Arab, dan internasional, selain menghancurkan empat percetakan besar.

Israel bahkan membunuh seluruh anggota 26 keluarga jurnalis melalui serangan langsung, serta menghancurkan 39 rumah milik jurnalis Palestina.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular