Friday, April 25, 2025
HomeBeritaIsrael akui tewaskan pegawai PBB asal Bulgaria, Sofia tuntut ganti rugi

Israel akui tewaskan pegawai PBB asal Bulgaria, Sofia tuntut ganti rugi

Militer Israel, Kamis (25/4), mengakui bahwa seorang staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) asal Bulgaria tewas akibat tembakan dari tank pasukan mereka di Jalur Gaza bulan lalu.

Pengakuan itu memicu reaksi diplomatik dari pemerintah Bulgaria yang menuntut kompensasi penuh serta jaminan perlindungan bagi tenaga kemanusiaan di wilayah konflik.

Dalam pernyataan resminya, militer Israel menyebut hasil investigasi awal menunjukkan bahwa serangan pada 19 Maret lalu dilakukan berdasarkan dugaan keberadaan musuh di dalam bangunan yang disasar.

“Gedung tersebut tidak dikenali sebagai fasilitas milik Perserikatan Bangsa-Bangsa,” demikian pernyataan militer.

Korban, Marin Marinov, adalah pegawai di Kantor Proyek Layanan PBB (UNOPS) yang tewas dalam serangan terhadap dua gedung milik PBB di Deir al-Balah, wilayah tengah Jalur Gaza.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres sebelumnya menyatakan keterkejutannya dan menuntut penyelidikan menyeluruh.

Bulgaria tuntut pertanggungjawaban

Menteri Luar Negeri Bulgaria, Georg Georgiev, menyatakan bahwa pemerintahnya telah menerima permintaan maaf resmi dari Israel. Namun, Sofia tidak berhenti di situ.

“Kami akan bersikeras untuk mendapatkan kompensasi yang adil bagi keluarga Marinov,” ujarnya.

Georgiev menegaskan bahwa perlindungan terhadap tenaga kemanusiaan harus menjadi prioritas dunia internasional, sesuai hukum internasional.

Ia juga menyerukan penghentian kekerasan di Gaza dan mendesak pembebasan semua tawanan yang masih ditahan.

Sikap Georgiev sempat menuai kritik di dalam negeri karena dianggap terlalu berhati-hati dan enggan mengkritik Israel secara terbuka sebelum hasil investigasi diumumkan.

Namun, kematian Marinov menjadi pemicu perubahan narasi publik di Bulgaria.

Koresponden Al Jazeera di Bulgaria, Diana Hussein, melaporkan bahwa ketegangan meningkat di parlemen setelah partai nasionalis “Vazrazhdane” (Kebangkitan) mengajukan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan koalisi.

Didukung oleh dua partai oposisi lainnya, mereka mengecam kebijakan luar negeri pemerintah yang dianggap “terlalu tunduk pada kepentingan Israel”, terutama menyangkut insiden Marinov.

Meski mosi tersebut gagal lolos karena kurang dukungan suara, ini dinilai sebagai sinyal perubahan penting dalam peta politik Bulgaria.

Kritik terhadap Israel—yang sebelumnya dianggap tabu di kancah politik resmi—mulai terdengar di forum publik dan parlemen.

Serangan terhadap PBB dan petugas kemanusiaan

Sejak dimulainya serangan militer Israel di Gaza pada Oktober 2023, berbagai lembaga internasional telah melaporkan serangan terhadap fasilitas sipil, termasuk sekolah, rumah sakit, dan instalasi air serta listrik.

PBB menyebutkan bahwa hingga kini, sedikitnya 280 staf mereka telah tewas di Gaza, termasuk warga lokal dan asing.

Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Farhan Haq, menyebut angka tersebut sebagai jumlah korban tertinggi dari personel PBB dalam konflik tunggal dalam sejarah organisasi ini.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular