Monday, August 18, 2025
HomeBeritaIsrael bangun kamp tenda di Rafah, picu kekhawatiran pengusiran warga Gaza

Israel bangun kamp tenda di Rafah, picu kekhawatiran pengusiran warga Gaza

Pengumuman militer Israel tentang penyediaan tenda-tenda pengungsian bagi warga Kota Gaza memicu gelombang amarah dan kecaman di berbagai platform media sosial.

Banyak warganet menilai langkah itu bukan sekadar penyediaan tempat berlindung, melainkan bagian dari rencana sistematis untuk mengosongkan Gaza dari penduduknya.

Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, menyatakan bahwa penyediaan tenda ini merupakan arahan langsung dari otoritas politik di Tel Aviv.

“Tujuannya adalah memindahkan warga sipil dari zona pertempuran menuju selatan Gaza demi keselamatan mereka,” kata Adraee.

Ia menambahkan, peralatan dan tenda akan masuk melalui gerbang Karem Abu Salem dengan bantuan PBB dan lembaga kemanusiaan internasional setelah melalui pemeriksaan ketat.

Menurut laporan media Israel, kawasan selatan Poros Morag dekat Rafah dipilih sebagai lokasi utama pendirian “kamp pengungsian” yang ditujukan untuk menampung ratusan ribu warga Gaza sebelum dimulainya operasi militer Israel berikutnya.

Namun, pengumuman ini datang bersamaan dengan perusakan masif di Kota Gaza dan distrik Zeitoun dalam beberapa hari terakhir.

Aktivis menilai tenda-tenda itu hanyalah “kedok” dari upaya pengusiran paksa.

Mereka menyebut dalam enam hari terakhir saja, lebih dari 400 rumah dihancurkan di Zeitoun melalui operasi darat dan pemboman bertubi-tubi.

“Israel sedang menciptakan lingkungan tak layak huni dengan strategi bumi hangus,” ujar seorang aktivis.

Hal itu merujuk pada pola penghancuran serupa di Beit Hanoun di utara dan Rafah di selatan.

Di media sosial, banyak yang menyebut proyek ini sebagai pendirian “kota tenda” di Rafah, yang digambarkan tak ubahnya sebuah kamp konsentrasi modern.

Mereka khawatir, warga Gaza akan digiring secara perlahan menuju selatan dan akhirnya ditekan untuk menyeberang ke Mesir.

“Ini awal dari tujuan paling berbahaya Israel: memindahkan warga Gaza secara permanen dari tanah mereka,” tulis seorang pengguna X.

Yang lain menambahkan bahwa Rafah hancur agar bisa dijadikan pintu utama pengusiran.

Kritik juga diarahkan pada peran lembaga internasional. Pertanyaan muncul: sejauh mana PBB dan lembaga bantuan akan terlibat dalam rencana yang berpotensi menjadi legitimasi pengusiran massal?

Bagi sebagian pengamat, langkah penyediaan tenda ini adalah indikasi bahwa perang Gaza memasuki babak baru.

Bantuan kemanusiaan dipandang tak lebih dari alat untuk memuluskan proyek pemindahan penduduk, meninggalkan Gaza utara kosong, dan membuka jalan bagi fase pendudukan yang lebih permanen.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular