Monday, November 18, 2024
HomeHeadlineIsrael bujuk 30 ribu pencari suaka Afrika untuk berperang bagi Israel

Israel bujuk 30 ribu pencari suaka Afrika untuk berperang bagi Israel

Pemerintah Israel dilaporkan menawarkan sekitar 30.000 pencari suaka dari negara-negara Afrika dengan status tinggal tetap di Israel agar mereka berperang di Jalur Gaza.

Anadolu mengutip laporan Haaretz pada Ahad, (15/9). Langkah itu dinilai membahayakan nyawa mereka, karena mayoritas dari mereka datang untuk bekerja di sektor pertanian.

Laporan eksklusif Haaretz menyebutkan, Israel merekrut pencari suaka Afrika untuk bertempur di Jalur Gaza dengan imbalan janji status tinggal permanen.

Menurut Haaretz, pejabat Israel menyadari mereka bisa memanfaatkan para pencari suaka dengan izin tinggal permanen di Israel. Institusi pertahanan Israel akan memberi bantuan status permanen di Israel, sedangkan para pencari suaka Afrika mempertaruhkan nyawa mereka dengan berperang di Gaza.

“Pertimbangan etis mengenai perekrutan pencari suaka ini belum dibahas,” tulis Haaretz.

Hingga kini, “belum ada pencari suaka yang berkontribusi dalam upaya perang yang diberikan status resmi.”

Menurut laporan itu, sekitar 30.000 pencari suaka Afrika, mayoritas adalah pria muda, tinggal di Israel, dengan sekitar 3.500 orang Sudan memiliki status sementara sementara permohonan suaka mereka diproses.

Laporan itu juga mencatat, selama serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, tiga pencari suaka tewas. Setelah kejadian itu, banyak yang secara sukarela bekerja di sektor pertanian dan pusat komando sipil, bahkan beberapa di antaranya bersedia bergabung dengan angkatan bersenjata Israel.

Baca juga: Sempat kritis, tentara Israel yang ditabrak truk akhirnya tewas

“Sumber militer mengatakan bahwa institusi pertahanan telah menggunakan tenaga pencari suaka dalam berbagai operasi, beberapa di antaranya dilaporkan di media,” kata harian tersebut.

“Beberapa pihak telah menyuarakan keberatan terhadap praktik ini, dengan alasan bahwa tindakan ini mengeksploitasi orang-orang yang melarikan diri dari negara mereka karena perang,” tambahnya.

Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan pada 18 Desember tahun lalu memperingatkan warga Afrika Selatan yang bergabung dengan tentara Israel dalam konflik Gaza, dapat menghadapi tuntutan hukum di tanah air.

Pemerintah Afrika Selatan sangat prihatin dengan laporan bahwa beberapa warga negaranya bergabung atau mempertimbangkan untuk bergabung dengan Israel dalam perang di Gaza dan wilayah Palestina yang diduduki lainnya, ujar pernyataan kementerian tersebut.

“Tindakan semacam ini berpotensi berkontribusi pada pelanggaran hukum internasional dan kejahatan internasional lebih lanjut, sehingga membuat mereka bisa dituntut di Afrika Selatan,” tambahnya.

Israel terus melancarkan serangan brutal di Gaza sejak serangan Hamas pada Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Lebih dari 41.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas, dan lebih dari 95.300 terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel telah membuat hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi, di tengah blokade yang menyebabkan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel kini menghadapi tuduhan genosida atas tindakannya di Gaza di Mahkamah Internasional.

Baca juga: Abu Ubaidah: penembak 3 Yahudi di Yordania adalah pahlawan Taufan Al-Aqsa

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular