Wednesday, June 11, 2025
HomeBeritaIsrael deportasi pejuang kemanusiaan Greta Thunberg

Israel deportasi pejuang kemanusiaan Greta Thunberg

Aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, dideportasi dari Israel pada Selasa (10/6/2025) waktu setempat, demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri Israel.

Deportasi dilakukan sehari setelah angkatan laut Israel menggagalkan upaya Thunberg dan sejumlah aktivis pro-Palestina lainnya untuk berlayar menuju Jalur Gaza.

Thunberg (22) diterbangkan ke Prancis dan selanjutnya dijadwalkan melanjutkan perjalanan menuju Swedia, menurut keterangan resmi Kemenlu Israel.

Tiga aktivis lain yang turut berada dalam kapal bantuan kemanusiaan tersebut menyetujui deportasi secara sukarela.

Sementara delapan awak lainnya menolak perintah deportasi dan memilih menempuh jalur hukum.

Mereka saat ini ditahan di pusat detensi menunggu sidang pengadilan. Waktu pelaksanaan sidang belum diumumkan.

Sebelumnya, kapal berbendera Inggris yang membawa 12 orang kru itu dihentikan oleh pasukan Israel saat mendekati wilayah perairan Gaza pada Senin pagi.

Kapal tersebut berupaya menembus blokade laut yang telah lama diberlakukan oleh Israel sejak Hamas mengambil alih Gaza pada 2007.

Kapal kemudian digiring ke Pelabuhan Ashdod, dan para awaknya dipindahkan ke Bandara Ben Gurion pada malam harinya.

Para aktivis membawa bantuan kemanusiaan dalam jumlah terbatas, seperti beras dan susu bayi, serta bertujuan meningkatkan kesadaran internasional mengenai krisis kemanusiaan di Gaza yang makin memburuk akibat perang berkepanjangan.

Israel juga merilis foto Thunberg di dalam pesawat menjelang keberangkatannya ke Paris. Diketahui, Thunberg selama ini menolak menggunakan transportasi udara karena alasan emisi karbon.

Dalam sebuah video yang diunggah sebelum penangkapan, Thunberg menyatakan bahwa jika kapalnya dihentikan, maka itu berarti “Israel telah menculik dirinya dan awak lainnya di perairan internasional.”

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular