Saturday, December 21, 2024
HomeHeadlineIsrael khawatir dengan kemajuan gerakan pasukan oposisi di Suriah

Israel khawatir dengan kemajuan gerakan pasukan oposisi di Suriah

“Satu pihak adalah jihad Salafi, sementara pihak lainnya adalah Iran dan Hizbullah. Kami tidak memihak, tetapi bersiap untuk segala kemungkinan dan akan bertindak sesuai kebutuhan.”

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dan Kepala Staf IDF, Letjen Herzi Halevi, melakukan evaluasi situasi terkait perkembangan terbaru di Suriah, terkait kemajuan pesat oposisi Suriah mengambil alih sejumlah wilayah dari rezim Assad.

Hal itu diberitakan harian Times of Israel, mengutip sumber militer Israel pada Kamis (5/12).

Pertemuan ini digelar bersamaan dengan keberhasilan kelompok oposisi Suriah dipimpin Islamis Hayat Tahrir al-Sham (HTS) merebut kota strategis Hama. Hama berhasil dikuasai hanya sepekan setelah melancarkan serangan besar-besaran.

Serangan oposisi terjadi bersamaan dengan dimulainya gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad di Lebanon.

Forum Staf Umum IDF, yang merupakan jajaran tertinggi militer Israel, juga turut dilibatkan dalam evaluasi tersebut.

“IDF terus memantau perkembangan situasi dan bersiap menghadapi berbagai skenario, baik dalam serangan maupun pertahanan,” ujar pernyataan militer.

“IDF tidak akan membiarkan ancaman mendekati perbatasan Suriah-Israel dan akan bertindak untuk mencegah setiap bahaya bagi warga Israel.”

Dua pejabat senior Israel mengatakan kepada situs berita Axios bahwa runtuhnya garis pertahanan rezim Suriah terjadi lebih cepat dari perkiraan dalam 24 jam terakhir.

Kota Hama, yang berada di jalur utama antara Aleppo dan Damaskus, kini membuka jalan bagi pemberontak untuk melanjutkan serangan ke Homs, kota strategis yang menjadi pusat penghubung wilayah padat penduduk di Suriah.

Menurut laporan Axios, pertemuan kabinet keamanan Israel pada Kamis malam dijadwalkan untuk membahas kemajuan pesat para pemberontak ini.

Sementara itu, seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan Israel telah menyampaikan kekhawatirannya kepada Washington terkait kemungkinan pengambilalihan Suriah oleh kelompok Islamis “radikal” dan meningkatnya kehadiran pasukan Iran di negara tersebut untuk mendukung Assad.

“Israel ingin kedua belah pihak di Suriah terus saling melemahkan,” kata seorang pejabat Israel kepada The Times of Israel.

“Satu pihak adalah jihad Salafi, sementara pihak lainnya adalah Iran dan Hizbullah. Kami tidak memihak, tetapi bersiap untuk segala kemungkinan dan akan bertindak sesuai kebutuhan.”

Hingga pekan lalu, konflik di Suriah sebagian besar telah mereda selama bertahun-tahun. Namun, para analis menilai kekerasan ini memang tak sepenuhnya berakhir dan hanya menunggu waktu untuk kembali memanas.

Baca juga: Qatar: Trump ingin gencatan senjata di Gaza sebelum dilantik

Baca juga: Ekonomi Israel 2024-2025 diramal memburuk, defisit di depan mata

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular