Enam anggota tentara Suriah dilaporkan tewas dalam serangan drone yang dilancarkan oleh Israel di wilayah el-Kiswah, pinggiran selatan Damaskus, pada Rabu (27/8/2025). Pemerintah Suriah mengecam serangan tersebut sebagai bagian dari pelanggaran berulang terhadap kedaulatan negara itu.
Televisi pemerintah Suriah, Al-Ekhbariya, melaporkan bahwa serangan drone Israel menyasar kawasan sekitar el-Kiswah dan menyebabkan enam tentara “gugur sebagai syuhada”.
Serangan ini merupakan eskalasi terbaru dari ketegangan yang terjadi, menyusul serangan udara Israel pada Selasa (26/8/2025) yang menewaskan satu orang setelah sebuah rumah di desa Taranga, wilayah pedesaan Quneitra utara, menjadi target. Kantor berita Suriah, SANA, melaporkan bahwa serangan itu menyebabkan kerusakan parah di kawasan permukiman.
Al-Ekhbariya juga melaporkan bahwa pada Selasa dini hari, pasukan Israel sempat memasuki kota el-Sweiseh di Quneitra selatan dan menangkap seorang pemuda. Warga dilaporkan sempat menghadang pasukan tersebut sebelum mereka menarik diri.
Dalam tujuh bulan terakhir, militer Israel dilaporkan telah menguasai wilayah Gunung Hermon dan membentuk zona keamanan selebar 15 kilometer di sebagian wilayah selatan Suriah.
Pemerintah Suriah berulang kali menyatakan bahwa tindakan militer Israel merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan nasional, dan menegaskan komitmennya terhadap perjanjian pelepasan senjata (disengagement agreement) yang ditandatangani dengan Israel pada tahun 1974.
Meski pemerintahan baru Suriah yang terbentuk sejak akhir Desember 2024 dinilai tidak menunjukkan ancaman terhadap Tel Aviv, Israel disebut terus melakukan pelanggaran, termasuk serangan udara yang menyebabkan korban sipil dan menghancurkan sejumlah fasilitas militer Suriah, termasuk kendaraan, senjata, dan amunisi.