Militer Israel pada Rabu pagi (28/8) melancarkan operasi militer besar-besaran di wilayah Tepi Barat yang diduduki, menjadikannya ofensif terbesar dalam dua dekade terakhir.
Demikian dilaporkan kantor berita Anadolu.
Operasi ini, yang melibatkan dua brigade tentara, helikopter, drone, dan buldoser. Operasi itu terutama menargetkan tiga wilayah: Jenin, Tulkarem, dan Tubas.
Setidaknya 10 warga Palestina tewas sejak dimulainya operasi ini, menurut angka terbaru dari Kementerian Kesehatan Palestina.
Menurut Anadolu, skala dan intensitas operasi ini mengingatkan pada serangan di Jenin tahun 2002. Hal itu menegaskan betapa seriusnya situasi saat ini.
Sejak 7 Oktober, pasukan Israel semakin sering melakukan penggerebekan di Tepi Barat. Serangan terjadi hampir setiap hari, dengan target infrastruktur sipil, kamp-kamp pengungsi, dan rumah-rumah warga.
Warga Palestina juga menjadi sasaran serangan brutal oleh pemukim Israel yang ilegal.
Dilaporkan, pasukan Israel telah menggerebek kamp pengungsi Jenin, mengepung dua rumah sakit, dan berencana menyerbu Rumah Sakit Pemerintah Jenin, menurut Gubernur Jenin Kamal Abu al-Rub.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan bahwa operasi militer ini melibatkan “evakuasi sementara warga Palestina” dari beberapa wilayah di Tepi Barat utara.
Baca juga: Tentara Israel laporkan dugaan penculikan di Tepi Barat
Tentara Israel juga memerintahkan warga Palestina di kamp pengungsi Nour Shams di Tepi Barat utara untuk mengungsi dalam waktu empat jam.
Sebelumnya, aktivis Palestina Suleiman al-Zuheiri mengatakan kepada Anadolu bahwa tentara Israel memberi tahu Otoritas Sipil Palestina untuk memperingatkan warga agar meninggalkan kamp pengungsi Nour Shams dalam waktu empat jam.
Dia menambahkan bahwa militer telah mendirikan pos-pos pemeriksaan di pintu masuk kamp dan mengerahkan buldoser, didukung oleh drone, untuk menghancurkan infrastruktur di sekitar kamp Tulkarm dan Nour Shams.
Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), tentara Israel dan para pemukim telah mengusir total 3.100 warga Palestina, termasuk 1.375 anak-anak.
Israel juga menghancurkan 1.380 bangunan Palestina di seluruh Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur. Jumlah ini lebih dari dua kali lipat jumlah yang diusir dalam 10 bulan sebelum 7 Oktober.
Jumlah korban jiwa diperkirakan akan terus meningkat karena bentrokan antara pasukan Israel dan kelompok-kelompok Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam, terus berlangsung.
Jumlah korban jiwa di Tepi Barat sejak 7 Oktober telah mencapai setidaknya 662, dengan hampir 5.400 orang lainnya terluka.
Operasi ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di seluruh wilayah yang diduduki, dengan serangan brutal Israel di Jalur Gaza yang telah merenggut nyawa hampir 40.500 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Masyarakat internasional semakin khawatir dengan konflik yang terus berlangsung di Jalur Gaza, terutama setelah nasihat penting dari Pengadilan Internasional pada 19 Juli yang menyatakan bahwa pendudukan Israel yang telah berlangsung selama beberapa dekade atas tanah Palestina adalah tidak sah dan menyerukan pengosongan semua pemukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Baca juga: Pemukim Yahudi serang 2 aktivis Amerika di Tepi Barat
Baca juga: Seorang Pemukim Ilegal Israel Tewas dalam Serangan Roket dari Lebanon