Wednesday, August 20, 2025
HomeBeritaIsrael perkirakan 100 tentara tewas Jika serbu Kota Gaza

Israel perkirakan 100 tentara tewas Jika serbu Kota Gaza

Militer Israel (IDF) memperkirakan akan kehilangan sekitar 100 tentaranya jika melancarkan serangan darat penuh ke Kota Gaza.

Perhitungan ini disampaikan dalam presentasi rencana penguasaan Gaza yang dipimpin Kepala Staf Umum Eyal Zamir bersama jajaran perwira tinggi.

Dilansir oleh situs berita Israel, Maariv (19/8) Rencana tersebut mencakup pengerahan sekitar 130 ribu pasukan cadangan, perpanjangan masa dinas militer, serta persiapan serangan besar-besaran ke wilayah padat penduduk itu.

Kabinet Israel dijadwalkan membahas dan mengesahkan rencana tersebut pada Kamis mendatang.

Saat ini, pasukan Israel terus memperketat pengepungan di beberapa distrik Gaza, termasuk Sabra dan Zeitun, sambil melakukan serangan udara dan artileri untuk melumpuhkan perlawanan sebelum pasukan darat bergerak.

Di sisi lain, otoritas militer Israel juga mengklaim tengah menyiapkan “mekanisme kemanusiaan,” di antaranya pembangunan rumah sakit baru di Khan Younis dan area evakuasi bagi warga sipil Gaza.

Sumber keamanan Israel menegaskan bahwa pemerintah berada pada “persimpangan jalan”: memilih melanjutkan negosiasi pertukaran sandera dengan Hamas atau melancarkan invasi penuh ke Kota Gaza.

Rencana tersebut menuai penolakan dari kelompok keluarga tentara Israel yang menilai langkah itu tidak memberi solusi atas krisis sandera dan hanya akan mengorbankan lebih banyak nyawa prajurit.

Sementara itu, gerakan Imahot L’luchamim (Ibu-Ibu Prajurit) mengecam rencana tersebut. “Rencana militer yang tidak menyumbang apa pun pada tujuan perang, tidak mengembalikan para sandera, dan tetap ‘dihitung’ dengan 100 tentara tewas adalah kegilaan total,” bunyi pernyataan mereka.

“Hanya penggunaan istilah sinis dan kejam seperti ‘harga nyawa tentara’ saja sudah mengguncang kami sebagai ibu, dan juga mengguncang para prajurit yang dikirim ke medan perang tanpa harapan nyata. Pemerintah terus mengirim anak-anak kami menuju kematian, sementara tidak melakukan apa pun untuk menghancurkan kekuasaan Hamas. Ini langkah berbahaya, sia-sia, dan terputus dari realitas. Saatnya menunjukkan keberanian sipil dan publik, serta menghentikan pemerintah yang mengirim anak-anak kami untuk mati sia-sia.”

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular