Thursday, March 6, 2025
HomeBeritaIsrael tunjuk kepala militer baru, berencana serang kembali Gaza

Israel tunjuk kepala militer baru, berencana serang kembali Gaza

Jenderal Eyal Zamir, yang baru saja dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Darat Israel pada Rabu (5/3), mengambil alih posisi tersebut dari pendahulunya, Herzi Halevi, yang mengundurkan diri setelah kegagalan militer Israel pada serangan 7 Oktober 2023.

Zamir, yang menggambarkan tahun 2025 sebagai “tahun pertempuran”, diperkirakan akan meningkatkan intensitas pertempuran di Gaza, menurut laporan media berbahasa Ibrani.

Dalam pidatonya saat pelantikan, Zamir menyatakan, “Saya menerima komando ini dengan rendah hati dan penuh kesadaran… Hamas memang telah menderita pukulan berat, namun belum kalah. Misi ini belum selesai.”

Menurut situs berita Walla, Zamir berencana melancarkan operasi darat berskala besar di Gaza untuk menekan Hamas lebih lanjut.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang mengumumkan penunjukan Zamir bulan lalu, menyatakan harapannya agar Zamir dapat membantu mencapai “kemenangan mutlak” melawan Hamas.

Selain itu, Zamir juga akan memimpin serangan Israel di Tepi Barat yang diduduki, di mana militer Israel baru-baru ini menyerang kota-kota dan kamp pengungsi, serta mengerahkan tank untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir.

Zamir memiliki pengalaman dalam pertempuran dan komando selama Intifada Kedua yang berlangsung dari 2000 hingga 2005, serta pernah menjabat sebagai sekretaris militer Netanyahu pada periode 2012-2015.

Ia juga merupakan pendiri Forum Keamanan dan Pertahanan Israel, sebuah think tank kanan, yang mendorong aksi lebih agresif terhadap Iran dan sekutunya.

Menurut laporan media Israel yang mengutip sumber-sumber keamanan, Zamir diperkirakan akan memperluas serangan darat Israel di Gaza dan menguasai wilayah-wilayah tertentu di Gaza untuk waktu yang lebih lama.

Sejak 19 Januari, gencatan senjata telah diterapkan di Gaza, yang memungkinkan pertukaran 33 sandera Israel dan 5 orang Thailand dengan sekitar 2.000 tahanan dan narapidana Palestina.

Namun, para pemimpin Israel telah mengancam untuk melanjutkan perang, dengan syarat bahwa fase pertama gencatan senjata diperpanjang untuk membawa kembali 59 sandera yang masih berada di Gaza.

Sementara itu, Hamas menegaskan untuk melanjutkan pembicaraan mengenai penghentian permanen perang sebelum menyetujui pembebasan lebih lanjut. Pada Senin (3/3), Israel mengumumkan akan memblokir bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang menuai kecaman dan kritik dari PBB, kelompok hak asasi manusia, serta negara-negara sekutu Israel.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular