Italia berencana mengusulkan rencana rekonstruksi Jalur Gaza, kata Menteri Luar Negeri Antonio Tajani seperti dikutip Anadolu pada Rabu, (14/8).
“Pada September, di sela-sela Sidang Umum PBB, Italia akan mengusulkan, sebagai presiden bergilir G7, rencana untuk tidak hanya rekonstruksi kemanusiaan tetapi juga rekonstruksi politik dan ekonomi Gaza,” ujarnya kepada surat kabar Italia, La Stampa.
“Italia siap mengirim kontingen untuk bekerja selama masa transisi yang harus dikelola oleh PBB dan dipimpin oleh negara-negara Arab, yang pada akhirnya akan mengarah pada pembentukan negara Palestina merdeka di Gaza dan Tepi Barat.”
Namun, Tajani menegaskan bahwa satu-satunya pihak Palestina yang menjadi mitra dialog adalah Otoritas Nasional Palestina di Tepi Barat.
“Kami mendukung Palestina yang merdeka. Namun, kami perlu menawarkan perspektif konkret kepada rakyat Palestina. Bagaimana kita bisa mengakui sebuah negara sementara masih ada Hamas yang mengontrol sebagian besar Palestina dan mengklaim ingin menghancurkan Israel?” katanya.
Tajani juga menekankan bahwa Roma sedang berupaya membawa Israel ke meja perundingan untuk segera mengakhiri serangannya yang sedang berlangsung dan untuk pembentukan negara Palestina di masa depan.
Baca juga: PENTING! Setiap bulan, lebih dari 1000 tentara Israel masuk pusat rehabilitasi
Baca juga: EKSKLUSIF | Takziyah ke rumah Ismail Haniyah di Doha
“Kami tidak ingin memberikan tamparan moral kepada Israel saat ini, tetapi kami ingin membawa mereka ke perundingan untuk mewujudkan formula Dua Bangsa, Dua Negara.
Kata dia, kami mendukung Israel. Namun, sebagai sahabat, kami mendesak Israel untuk menghormati hukum internasional.
Kekhawatiran akan perang skala penuh antara Israel, Hezbollah, dan Iran semakin meningkat, terutama dengan ancaman Hezbollah untuk melakukan pembalasan militer setelah pembunuhan seorang komandan tertinggi dalam serangan udara Israel di Beirut pada 30 Juli dan pembunuhan kepala biro politik Hamas di wilayah Iran oleh Tel Aviv.
Eskalasi ini terjadi di tengah serangan Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 40.000 korban sejak Oktober setelah serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Baca juga: Lebih dari 10.000 tentara Israel dirawat sejak 7 Oktober