Thursday, August 14, 2025
HomeBeritaJerman setujui ekspor kapal selam baru ke Israel

Jerman setujui ekspor kapal selam baru ke Israel

Pemerintah Jerman dilaporkan telah menyetujui ekspor sebuah kapal selam baru ke Israel, hanya beberapa hari setelah mengumumkan penangguhan sebagian ekspor senjatanya ke negara tersebut. Informasi ini diungkap harian taz yang berbasis di Berlin pada Rabu (14/8), mengutip laporan Anadolu.

Persetujuan ekspor kapal selam ini dikonfirmasi oleh dewan direksi perusahaan pembuat kapal Thyssenkrupp dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang digelar pada Jumat pekan lalu, menurut pernyataan organisasi payung pemegang saham kritis.

“Kami mengetahui izin ekspor diumumkan pada 8 Agustus, tapi belum jelas kapan persetujuan itu sebenarnya diberikan,” ujar Luca Schiewe dari organisasi Facing Finance saat menanggapi pertanyaan taz. Dalam rapat pemegang saham, Schiewe juga mempertanyakan keberadaan kapal selam tersebut.

Namun, saat dimintai konfirmasi dalam jumpa pers pemerintah di Berlin, juru bicara Kementerian Ekonomi Jerman menolak memberikan komentar khusus.

“Saya tidak bisa mengomentari kasus individual… Secara umum, pemerintah federal memberikan izin ekspor senjata berdasarkan evaluasi per kasus, dengan mempertimbangkan kondisi yang ada serta pertimbangan kebijakan luar negeri dan keamanan,” kata juru bicara Daniel Greve.

Proyek Lama yang Akhirnya Direalisasikan

Kontrak pembelian kapal selam ini sebenarnya sudah ditandatangani sejak 2012. Pada Desember 2023, Dewan Keamanan Federal Jerman telah menyetujui pengirimannya. Namun, izin ekspor tambahan dari Kantor Federal Urusan Ekonomi dan Pengendalian Ekspor (BAFA) masih menunggu proses.

Kini, menurut Facing Finance, pihak manajemen Thyssenkrupp menyatakan pengiriman berjalan sesuai jadwal dan seluruh perizinan telah dikantongi. Meski begitu, perusahaan menolak memberikan komentar langsung terhadap permintaan konfirmasi dari taz.

Pekan lalu, kapal selam yang diberi nama INS Drakon terlihat melakukan uji coba laut di lepas pantai Pulau Rügen, Laut Baltik. Ini menjadi kapal selam kelas Dolphin ke-6 yang dikirimkan ke Israel.

Kapal selam tersebut dilaporkan bernilai sekitar €500 juta (sekitar Rp9 triliun), di mana Jerman menyumbang €135 juta sebagai bagian dari pendanaan pembelian senjata oleh Israel.

Kesepakatan kapal selam ini sempat menjadi objek penyelidikan yudisial di Israel. Sebuah komisi penyelidikan independen dibentuk untuk menyelidiki berbagai kontrak senjata Israel dengan produsen kapal Jerman, Thyssenkrupp Marine Systems (TKMS).

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bahkan pernah dimintai keterangan oleh kepolisian terkait kasus yang dikenal luas sebagai “submarine affair”.

Laporan investigatif terbaru dari penyiar publik Jerman Norddeutscher Rundfunk (NDR) juga mengungkap dugaan konflik kepentingan di lingkaran dekat Netanyahu terkait kesepakatan senjata dengan TKMS.

Keputusan ini diambil di tengah meningkatnya kritik publik dan internasional terhadap dukungan militer Jerman ke Israel, terutama di tengah laporan pelanggaran hak asasi manusia dan dugaan genosida terhadap warga sipil di Gaza.

Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa mayoritas warga Jerman mendukung peningkatan tekanan terhadap Israel terkait agresinya di wilayah Gaza.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular