Sunday, February 23, 2025
HomeBeritaJet Israel lancarkan serangan udara di timur dan selatan Lebanon

Jet Israel lancarkan serangan udara di timur dan selatan Lebanon

Pada Kamis malam, jet tempur Israel melancarkan serangan udara di wilayah timur dan selatan Lebanon, serta terbang di atas ibu kota Beirut dan sekitarnya.

Dengan serangan ini, jumlah total pelanggaran Israel terhadap perjanjian gencatan senjata sejak diberlakukan 73 hari lalu meningkat menjadi 863 pelanggaran, menurut data yang disusun oleh Anadolu berdasarkan laporan Kantor Berita Nasional Lebanon.

Menurut kantor berita tersebut, jet tempur Israel menyerang pegunungan Lebanon Timur di wilayah Bekaa (timur).

Sementara itu, di distrik Nabatieh, provinsi Nabatieh di selatan Lebanon, jet tempur Israel melakukan dua serangan udara yang menargetkan lembah antara desa Bafruwa dan Azzah.

Belum diketahui secara pasti apa yang menjadi target serangan tersebut maupun jumlah korban yang terdampak.

Dalam perkembangan terkait, kantor berita Lebanon melaporkan bahwa jet tempur Israel terbang dengan ketinggian rendah di wilayah Baalbek (timur).

Saksi mata juga mengatakan kepada koresponden Anadolu bahwa aktivitas penerbangan militer Israel sangat intens di atas Beirut, pinggiran kota, dan wilayah tengah Lebanon.

Menanggapi eskalasi militer yang mencolok ini, Radio Militer Israel mengutip sumber keamanan yang mengatakan bahwa serangan jet tempur menargetkan “sasaran di dalam Lebanon.

“Dengan alasan adanya upaya pemindahan senjata dari Suriah dan pendirian lokasi baru oleh Hizbullah,” katanya.

Sementara itu, kanal TV swasta Israel Channel 12 melaporkan bahwa jet tempur Israel telah melakukan serangan di wilayah Lebanon lebih dari sekali, termasuk serangan di Bekaa pada 25 Desember 2024 dan 31 Januari 2025.

Pada 27 November 2024, perjanjian gencatan senjata mengakhiri serangan timbal balik antara tentara Israel dan Hizbullah, yang dimulai pada 8 Oktober 2023 dan berkembang menjadi perang besar pada 23 September 2024.

Perjanjian tersebut mencakup batas waktu 60 hari untuk Israel menarik diri dari kota-kota di selatan Lebanon yang didudukinya selama perang.

Namun, Israel melanggar perjanjian dengan menolak menarik pasukannya sepenuhnya hingga batas waktu berakhir pada 26 Januari 2025. Setelah itu, Gedung Putih mengumumkan bahwa Israel dan Lebanon menyepakati perpanjangan batas waktu hingga 18 Februari 2025.

Menurut data Anadolu berdasarkan laporan resmi Lebanon, hingga saat ini, pelanggaran Israel terhadap perjanjian tersebut telah menyebabkan 67 orang tewas dan 263 luka-luka.

Secara keseluruhan, agresi Israel di Lebanon telah mengakibatkan 4.098 orang tewas dan 16.888 terluka, mayoritas anak-anak dan perempuan. Selain itu, sekitar 1,4 juta orang telah mengungsi, dengan mayoritas korban dan pengungsi tercatat setelah eskalasi agresi pada 23 September 2024.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular