Jumlah jurnalis yang tewas di Jalur Gaza sejak dimulainya serangan Israel pada 7 Oktober 2023 terus bertambah. Hingga Rabu (29/5/2025), total tercatat sebanyak 221 jurnalis telah kehilangan nyawa.
Korban terbaru adalah jurnalis Mutaz Rajab, seorang juru kamera dan editor video untuk stasiun televisi lokal Al-Quds Today TV. Informasi ini disampaikan oleh Gaza Media Office dalam sebuah pernyataan resmi.
Dalam pernyataannya, Gaza Media Office mengecam keras apa yang mereka sebut sebagai “penargetan sistematis, pembunuhan, dan pembantaian terhadap jurnalis Palestina oleh pasukan pendudukan Israel.”
Lembaga tersebut juga menyerukan kepada komunitas internasional, termasuk organisasi media dan pers global, untuk mengecam kejahatan tersebut, menuntut pertanggungjawaban Israel, dan membawa pelanggaran yang terjadi ke hadapan pengadilan internasional.
Sejak dimulainya agresi, jurnalis Palestina menghadapi risiko tinggi di lapangan, dengan puluhan korban tewas saat meliput peristiwa meskipun telah mengenakan rompi bertuliskan “Press” dan bekerja dari lokasi yang diketahui publik.
Militer Israel hingga kini terus melanjutkan operasi militernya di Gaza, meski berbagai seruan internasional telah mendesak penghentian tembakan. Sejak Oktober 2023, lebih dari 54.000 warga Palestina dilaporkan tewas, sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak.
Pada November tahun lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida yang diajukan ke Mahkamah Internasional (ICJ) terkait dugaan kejahatan terhadap warga sipil di wilayah tersebut.