Gerakan Jihad Islam mengumumkan kesyahidan juru bicara sayap militer mereka, Brigadir Al-Quds, Naji Abu Saif (“Abu Hamza”), yang dibunuh oleh pasukan pendudukan Israel selama pemboman di Gaza hari ini.
“Abu Hamza” terbunuh bersama istrinya, saudaranya, dan beberapa anggota keluarganya ketika rumahnya di Gaza Tengah menjadi target serangan pasukan pendudukan Israel.
Dalam pernyataan tersebut, gerakan ini menyatakan bahwa pembunuhan ini “hanya akan memperkuat tekad kami untuk terus membela rakyat kami dan hak-hak mereka hingga tercapainya kegagalan total terhadap tujuan agresi ini.”
Pasukan pendudukan Israel melanjutkan agresinya terhadap Jalur Gaza pada hari Selasa, 18 Maret 2025, melanggar kesepakatan gencatan senjata yang telah dicapai antara Israel dan Hamas pada 19 Januari 2025.
Israel melancarkan serangan udara intensif di seluruh Jalur Gaza, yang mengakibatkan lebih dari 419 warga Gaza tewas dan ratusan lainnya terluka, selain yang masih hilang di bawah reruntuhan yang belum berhasil ditemukan.
Pasukan pendudukan Israel menjatuhkan selebaran yang meminta evakuasi dari Beit Hanoun, Khirbet Khuza’a, dan kedua kawasan Abasan al-Kabira serta al-Jadida, sehingga membuat penduduk terpaksa mengungsi dan kehilangan tempat tinggal.
Pasukan pendudukan Israel menuduh Hamas menolak untuk membebaskan sandera, sementara Hamas menyatakan bahwa pendudukan tersebut telah mengingkari kesepakatan gencatan senjata untuk menghindari kewajiban mereka, dan menegaskan bahwa klaim Israel hanyalah dalih untuk membenarkan kembalinya perang dan eskalasi agresi berdarah ini.
Beberapa negara mengeluarkan pernyataan mengutuk kembalinya agresi Israel, sementara sirene terdengar di kota-kota selatan negara pendudukan akibat roket yang diluncurkan dari Yaman. (Amal Samer/Gazamedia)