Kabinet keamanan Israel dijadwalkan menggelar pertemuan penting pada Selasa (5/8/2025) untuk mengambil keputusan strategis terkait kelanjutan operasi militer di Jalur Gaza.
Pertemuan ini berlangsung di tengah perbedaan tajam antara pemimpin politik dan militer Israel mengenai arah perang ke depan.
Menurut laporan media lokal, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan mengajukan tiga opsi utama untuk dipertimbangkan.
Opsi pertama adalah pengambilalihan militer penuh atas wilayah seperti Kota Gaza dan kamp-kamp pengungsi di bagian tengah, yang disertai evakuasi warga sipil ke wilayah selatan.
Opsi kedua adalah pengepungan bertahap terhadap wilayah tersebut sambil terus menggempur posisi Hamas, tanpa melakukan invasi darat besar-besaran.
Sementara itu, opsi ketiga adalah mempertahankan situasi saat ini sambil melanjutkan negosiasi, meski tanpa hasil yang pasti.
Ketiga skenario tersebut telah dibahas dalam beberapa bulan terakhir, namun hingga kini belum ada keputusan final.
Sumber-sumber politik menyebut bahwa dukungan terhadap opsi ketiga mulai menurun, terutama karena keyakinan yang berkembang di kalangan pejabat Israel bahwa Hamas tidak berniat serius untuk mencapai kesepakatan—setidaknya bukan di bawah syarat yang ditetapkan Tel Aviv.
Perpecahan di tubuh kabinet semakin kentara. Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir mendukung pendudukan penuh atas Gaza dan penggulingan Hamas.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar, pemimpin Partai Shas Aryeh Deri, serta Kepala Dewan Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi lebih memilih pendekatan pengepungan bertahap.
Dari pihak militer, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Letnan Jenderal Eyal Zamir dan jajaran petinggi militer lainnya menolak opsi invasi darat.
Mereka memperingatkan bahwa langkah tersebut berisiko tinggi terhadap keselamatan para sandera dan dapat memperlemah kemampuan operasional militer Israel secara keseluruhan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Katz dan penjabat kepala badan intelijen dalam negeri Shin Bet disebut masih belum menentukan sikap. Sekretaris militer Netanyahu, Roman Gofman, dilaporkan mengambil posisi netral sejauh ini.