Thursday, September 18, 2025
HomeBeritaKapal ke-13 Armada Sumud Maghreb bertolak dari Tunisia menuju Gaza

Kapal ke-13 Armada Sumud Maghreb bertolak dari Tunisia menuju Gaza

Kapal ke-13 dari total 23 kapal yang tergabung dalam Armada Sumud Maghreb dilaporkan telah berlayar dari Tunisia menuju Jalur Gaza pada Rabu (17/9/2025) malam waktu setempat. Keberangkatan ini merupakan bagian dari Armada Global Sumud yang bertujuan menembus blokade Israel yang telah diberlakukan selama 18 tahun terhadap wilayah tersebut.

Dalam sebuah video yang diunggah melalui platform media sosial Facebook, pihak armada menyampaikan bahwa kapal tersebut bertolak dari Pelabuhan Gammarth, yang terletak di utara ibu kota Tunisia, Tunis, menuju Gaza.

Sebelumnya, pada Rabu pagi, anggota Armada Sumud Maghreb, Jawaher Shanna, mengatakan kepada kantor berita Anadolu bahwa sebanyak 12 kapal dari armada tersebut telah lebih dulu berlayar dari Tunisia menuju Gaza. Satu kapal lainnya sedang dalam tahap persiapan keberangkatan.

Pelepasan kapal tersebut disambut oleh puluhan warga Tunisia yang berkumpul di pelabuhan. Mereka meneriakkan slogan-slogan dukungan, seperti “Gaza, simbol martabat,” “Dalam perjalanan ke Gaza, jutaan syuhada,” “Dengan jiwa dan darah kami, kami berkorban untukmu, Palestina,” serta “Bebaskan Palestina, usir Zionis.”

Sementara itu, melalui unggahan di platform media sosial X, Armada Global Sumud menyebutkan bahwa enam kapal yang mengangkut 26 warga Yunani dan 20 aktivis internasional telah berlayar dari Pulau Syros, Yunani, dan tengah menuju lokasi pertemuan dengan armada solidaritas lainnya yang juga menuju Gaza.

Pada Selasa (17/9), Komite Internasional untuk Menembus Blokade Israel atas Gaza menyatakan bahwa seluruh kapal dalam konvoi ini dijadwalkan berkumpul di perairan dekat Malta sebelum melanjutkan pelayaran bersama ke wilayah pesisir Gaza.

Konvoi ini disebut sebagai yang terbesar dalam upaya menembus blokade dan menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Wilayah tersebut kini menghadapi kondisi kelaparan ekstrem akibat penutupan total seluruh akses oleh Israel selama beberapa bulan terakhir.

Sejak Oktober 2023, militer Israel dilaporkan telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina di Gaza, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Serangan tanpa henti ini telah membuat wilayah tersebut nyaris tak layak huni, serta memicu kelaparan dan merebaknya penyakit.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular