Kazakhstan, yang telah memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, pada Jumat mengonfirmasi keputusannya untuk bergabung dengan Abraham Accords, sehari setelah pengumuman resmi disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, demikian dilaporkan kantor berita Anadolu.
Dalam pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Kazakhstan menyebut bahwa keputusan tersebut diambil berdasarkan kepentingan nasional, dengan tujuan memperkuat kerja sama dengan seluruh “negara yang berkepentingan.”
“Keputusan penting ini diambil semata-mata demi kepentingan Kazakhstan dan sepenuhnya sejalan dengan karakter kebijakan luar negeri republik yang seimbang, konstruktif, dan damai. Bergabung dengan Abraham Accords akan memperkuat kerja sama negara kami dengan seluruh pihak terkait, dan dengan demikian sejalan dengan tujuan strategis Kazakhstan,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
Kementerian juga menegaskan bahwa Kazakhstan akan tetap konsisten mendukung penyelesaian konflik di Timur Tengah yang adil, menyeluruh, dan berkelanjutan, berdasarkan hukum internasional, resolusi-resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serta prinsip “dua negara untuk dua bangsa.”
Abraham Accords merupakan serangkaian kesepakatan yang menormalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan sejumlah negara Arab, yang pertama kali dicapai pada masa jabatan pertama Presiden Trump.

