Tentara Israel pada hari Senin mengumumkan rencana untuk memanggil kembali anggota cadangan yang sebelumnya dikecualikan dari tugas militer, di tengah kekurangan pasukan.
Hal itu dilaporkan kantor berita Anadolu Agency pada Senin, (19/8).
Dalam pernyataannya, tentara menyebut langkah ini diperintahkan oleh Menteri Pertahanan Yoav Gallant sehubungan penilaian situasi dan skala aktivitas pasukan reguler dan cadangan. Juga sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan jumlah tentara yang bertugas.
Surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan, kekurangan pasukan menjadi alasan utama penugasan pasukan cadangan. Israel ingin merekrut kembali 15.000 warga Israel yang sebelumnya dikecualikan dari dinas cadangan.
Baca juga: Tentara cadangan Israel tolak bertugas kembali di Gaza
Baca juga: Jumlah tentara Israel yang cari dukungan psikologis naik enam kali lipat
Pada Juni, pemerintah Israel menyetujui undang-undang untuk sementara memperpanjang usia pensiun bagi tentara cadangan.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Serangan Israel tersebut telah menewaskan lebih dari 40.130 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 92.740 orang, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari 10 bulan sejak serangan Israel dimulai, sebagian besar wilayah Gaza hancur lebur di tengah blokade yang menghancurkan pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Pengadilan Internasional, yang memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah di selatan, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina berlindung dari perang sebelum kota tersebut diserang pada 6 Mei.
Baca juga: PENTING! Setiap bulan, lebih dari 1000 tentara Israel masuk pusat rehabilitasi
Baca juga: Negosiator Israel pulang dari Mesir tanpa kesepakatan Koridor Philadelphi