Monday, November 17, 2025
HomeBeritaKepala Bantuan PBB: Penderitaan pengungsi Darfur tak terperi

Kepala Bantuan PBB: Penderitaan pengungsi Darfur tak terperi

Kepala bantuan PBB, Tom Fletcher, pada Minggu (16/11/2025) menyebut penderitaan warga sipil yang mengungsi di negara bagian Darfur Utara, Sudan, sebagai “tak terlukiskan,” dengan lebih dari separuh pengungsi merupakan anak-anak.

“Penderitaan yang tak terlukiskan di Tawila. Lebih dari separuh pengungsi adalah anak-anak,” tulis Fletcher melalui akun X, platform media sosial asal AS.

Fletcher menambahkan, salah seorang wanita yang ditemuinya berjalan ke kamp pengungsian setelah selamat dari serangan, sambil membawa anak teman yang kelaparan. “Mereka menanyakan kepada dunia, apakah bantuan akan datang,” katanya.

Melalui akun Facebook, badan bantuan PBB menyebutkan bahwa Fletcher mengunjungi Tawila dan “bertemu serta berbicara dengan wanita-wanita yang melarikan diri dari El-Fasher hanya beberapa minggu lalu.”

Fletcher mengatakan, pengungsi Sudan tersebut “membawa kisah mengerikan tentang kekerasan brutal. Dunia belum melindungi mereka. Kita harus berbuat lebih baik.”

Menurut data Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), Fletcher juga mengunjungi El-Geneina di Darfur Barat dan Zalingei di Darfur Tengah.

Awal pekan ini, Fletcher terbang ke Port Sudan, Sudan timur, dan bertemu dengan Kepala Dewan Kedaulatan Transisi Sudan, Abdel Fattah al-Burhan.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) memperkirakan total pengungsi dari El-Fasher dan desa-desa sekitarnya telah melampaui 99.000 orang sejak 26 Oktober lalu.

Bulan lalu, Pasukan Dukungan Cepat (RSF) menguasai El-Fasher, ibu kota Darfur Utara, dan dituduh melakukan pembantaian. Kelompok ini kini mengendalikan kelima negara bagian di Darfur, dari 18 negara bagian di Sudan, sementara tentara menguasai sebagian besar 13 negara bagian lainnya, termasuk Khartoum.

Darfur mencakup sekitar seperlima wilayah Sudan, namun sebagian besar dari 50 juta penduduk Sudan tinggal di wilayah yang dikuasai tentara.

Sejak konflik antara tentara dan RSF pecah pada April 2023, sedikitnya 40.000 orang tewas dan 12 juta orang mengungsi, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler