Mayor Jenderal Hossein Salami, kepala Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) yang dikenal sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di negara itu, tewas dalam serangan udara Israel yang diberi nama operasi Rising Lion pada Jum’at (13/6/2025).
Serangan ini ditujukan pada program nuklir dan jajaran militer senior Iran.
Menurut laporan media pemerintah Iran, Salami tewas akibat serangan rudal yang menghantam markas besar IRGC di ibu kota Teheran.
Selain Salami, sejumlah petinggi militer Iran lainnya dilaporkan turut menjadi korban.
Kematian Salami dipandang sebagai pukulan besar terhadap kemampuan Iran dalam merespons serangan Israel.
“Tanpa diragukan, Mayor Jenderal Salami adalah salah satu komandan paling menonjol dalam Revolusi Islam — hadir di seluruh lini jihad ilmiah, budaya, keamanan, dan militer,” demikian pernyataan resmi dari IRGC, Jum’at.
Pengamat keamanan CNN, Beth Sanner, menyamakan posisi Salami dengan Ketua Gabungan Kepala Staf Militer Amerika Serikat. “Bisa dibayangkan bagaimana reaksi AS jika posisi selevel itu diserang,” ujarnya.
Lahir pada 1960, Salami menjabat sebagai komandan IRGC sejak 2019, menurut data sanksi pemerintah AS.
Dalam perannya, ia memimpin salah satu alat kekuasaan paling strategis milik negara Iran, yang selama ini berperan besar dalam menumpas oposisi di dalam negeri serta memperluas pengaruh Iran di luar negeri.
IRGC memiliki badan intelijen sendiri, satuan siber, angkatan laut, dan angkatan udara, dengan estimasi kekuatan hingga 200.000 personel.
IRGC juga mengawasi program pengembangan rudal balistik Iran — sebuah sektor yang terus dipacu oleh Salami selama masa jabatannya.
Pada 2019, Salami pernah menyatakan bahwa rudal balistik merupakan “cara untuk mengakhiri dominasi kapal induk Amerika.”