Tuesday, August 19, 2025
HomeBeritaKetua MUI: Selama Palestina masih dijajah, kemerdekaan dunia belum utuh

Ketua MUI: Selama Palestina masih dijajah, kemerdekaan dunia belum utuh

Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, menyerukan agar semangat kemerdekaan Indonesia terus dikaitkan dengan perjuangan bangsa Palestina yang hingga kini masih berada di bawah penjajahan.

“Delapan puluh tahun sudah bangsa Indonesia menghirup udara kemerdekaan. Sebuah anugerah besar yang diraih dengan darah, keringat, dan air mata para pejuang,” ujar Sudarnoto dalam refleksi tertulis kepada Gazamedia.net, Sabtu (16/8/2025).

Namun di tengah rasa syukur atas kemerdekaan itu, Sudarnoto mengingatkan bahwa tragedi kemanusiaan di Palestina masih berlangsung.

“Hati kita masih tersayat oleh kenyataan pahit: di belahan dunia lain, bangsa Palestina masih dijajah,” ucapnya.

“Gaza hancur berkali-kali, rumah-rumah diratakan, masjid dan sekolah dibom, anak-anak dan perempuan menjadi korban genosida yang tidak henti-hentinya.”

Ia menilai, sikap diam dunia internasional terhadap agresi Israel mencerminkan tumpulnya keadilan global, terutama di hadapan kekuatan kolonialisme modern yang didominasi Amerika Serikat.

Sudarnoto menegaskan bahwa memperjuangkan Palestina adalah bagian dari amanat konstitusi Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.

“Kemerdekaan Indonesia tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan cita-cita kemerdekaan semua bangsa di dunia. Karena itu, memperjuangkan Palestina berarti menunaikan janji konstitusi, sekaligus meneguhkan jati diri Indonesia di panggung global.”

Menurutnya, krisis Palestina tidak bisa hanya dilihat sebagai konflik politik, tetapi juga sebagai krisis kemanusiaan yang kompleks dan multidimensi, termasuk blokade ekonomi, keruntuhan layanan kesehatan dan pendidikan, serta trauma generasi muda.

Tiga nilai dasar Kemerdekaan Indonesia

Dalam refleksinya, Sudarnoto menyoroti tiga nilai utama kemerdekaan Indonesia yang relevan dengan isu Palestina: solidaritas kemanusiaan, keadilan, dan kedaulatan.

Pertama, nilai solidaritas kemanusiaan. Indonesia lahir dari semangat persaudaraan, gotong royong, dan kepedulian terhadap sesama. Semangat ini harus menjadi pijakan untuk terus menyuarakan penderitaan Palestina di forum-forum dunia.

Kedua, nilai keadilan. Membela Palestina berarti membela prinsip universal bahwa setiap bangsa berhak hidup merdeka dan bermartabat.

Ketiga, nilai kedaulatan. “Palestina yang terus kehilangan tanah dan ruang hidup adalah cermin nyata betapa kedaulatan bisa dilucuti oleh kekuatan kolonialisme baru.”

Seruan moral: Jangan bela Zionisme

Sudarnoto juga menekankan bahwa di usia 80 tahun kemerdekaan Indonesia, sudah semestinya bangsa ini memperkuat komitmennya terhadap kemerdekaan bangsa lain.

“Selama Palestina masih terjajah, kemerdekaan dunia belumlah utuh,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak menjadi bagian dari suara yang mendukung penjajahan.

“Harus diyakinkan bahwa di Indonesia jangan ada warga, lembaga dan siapapun yang justru membela zionisme dan tampil di manapun melalui media apapun untuk mengkampanyekan pembelaan terhadap zionisme.”

Menutup refleksinya, Sudarnoto menyampaikan harapannya agar Indonesia tetap menjadi bangsa yang aktif memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan sejati.

“Semoga bangsa Indonesia tidak pernah lelah menjadi suara bagi mereka yang dibungkam, menjadi sahabat bagi mereka yang ditinggalkan, dan menjadi saksi sejarah bahwa perjuangan kemerdekaan adalah perjuangan universal.”

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular