Sunday, October 5, 2025
HomeBeritaKonferensi Palestina akan digelar untuk bahas masa depan Gaza

Konferensi Palestina akan digelar untuk bahas masa depan Gaza

Persiapan tengah dilakukan untuk menyelenggarakan konferensi Palestina secara menyeluruh guna membahas masa depan Jalur Gaza, menyusul laporan bahwa Hamas menyatakan kesediaannya untuk membebaskan tawanan Israel. Hal ini dilaporkan saluran berita Mesir, Al Qahera, Sabtu malam (4/10/2025), mengutip sumber anonim yang disebut “berkedudukan tinggi,” sebagaimana dilansir kantor berita Anadolu.

“Persiapan tengah dilakukan untuk dialog Palestina yang komprehensif guna membahas masa depan Gaza,” ujar sumber tersebut tanpa menyebutkan tanggal pasti pelaksanaan.

Sumber itu juga menyatakan bahwa konferensi tersebut akan membahas penciptaan kondisi nyata di lapangan guna memungkinkan pertukaran tahanan antara Palestina dan Israel.

Dalam laporan lanjutan pada Sabtu, Al Qahera mengutip pejabat Hamas yang tidak disebutkan namanya yang menyebutkan bahwa konferensi akan diselenggarakan di Mesir, dengan fokus utama pada masa depan pemerintahan di Gaza.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Mesir mengonfirmasi bahwa Kairo berkomitmen untuk berkoordinasi dengan negara-negara Arab dan Islam, Amerika Serikat, Eropa, serta komunitas internasional guna mencapai gencatan senjata permanen, meringankan penderitaan rakyat Palestina, dan mendukung rekonstruksi Gaza.

Hamas pada Jumat lalu menyampaikan bahwa mereka telah memberikan tanggapan atas rencana Gaza yang diajukan Presiden AS Donald Trump melalui para mediator. Dalam tanggapan tersebut, Hamas menyatakan kesediaannya untuk membebaskan semua tawanan Israel, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal.

Kelompok tersebut juga menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan administrasi Gaza kepada sebuah badan teknokrat Palestina yang dibentuk berdasarkan konsensus nasional.

Pemerintah Israel memperkirakan terdapat 48 tawanan Israel yang masih berada di Gaza, dengan sekitar 20 orang di antaranya masih hidup. Di sisi lain, sekitar 11.000 warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel. Laporan-laporan hak asasi manusia menyebutkan bahwa banyak dari mereka mengalami perlakuan buruk, kekurangan makanan, dan pengabaian medis; sejumlah tahanan dilaporkan meninggal dalam tahanan.

Pada 29 September lalu, Presiden Trump memaparkan rencana berisi 20 poin yang mencakup pembebasan tawanan Israel, gencatan senjata, dan perlucutan senjata Hamas.

Sejak Oktober 2023, serangan udara Israel telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina di Jalur Gaza, mayoritas perempuan dan anak-anak. Serangan tersebut membuat wilayah tersebut nyaris tidak layak huni.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler