Jumlah korban tewas akibat bencana ekologis yang melanda tiga provinsi di Sumatra, yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh, bertambah menjadi 1.016 orang. Sementara itu, 212 orang lainnya dilaporkan masih hilang.
Penambahan korban jiwa tersebut terjadi setelah tim SAR gabungan kembali menemukan 10 jenazah di wilayah terdampak pada Ahad.
Dari jumlah tersebut, sembilan korban ditemukan di Aceh dan satu korban di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
“Untuk hari ini, hasil pencarian dan pertolongan bertambah 10 jasad, khususnya di Aceh sembilan dan satu di Kabupaten Agam,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi pers.
Abdul Muhari menjelaskan jumlah korban hilang kini tercatat 212 orang, berkurang dari sebelumnya 217 orang.
Menurut dia, perbedaan data tersebut terjadi karena proses pendataan bersifat dinamis.
“Data korban hilang kemarin 217, sekarang 212. Perubahan ini tidak selalu sejalan dengan penambahan korban meninggal karena pendataan terus diperbarui,” katanya.
Ia menambahkan perubahan data korban hilang tidak hanya berasal dari temuan baru di lapangan, tetapi juga hasil pembaruan identifikasi korban yang sebelumnya telah ditemukan.
Sementara itu, jumlah pengungsi dilaporkan mengalami penurunan. Hingga Ahad, tercatat 624.670 pengungsi, berkurang dari 654.642 orang pada Sabtu (13/12/2025).


