Sunday, September 28, 2025
HomeBeritaKorban tewas genosida Gaza hampir capai 66.000 jiwa

Korban tewas genosida Gaza hampir capai 66.000 jiwa

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza melaporkan bahwa sedikitnya 65.926 warga Palestina telah tewas sejak dimulainya operasi militer Israel pada Oktober 2023. Jumlah tersebut disampaikan dalam pernyataan resmi kementerian pada Sabtu (28/9/2025), seperti dikutip kantor berita Anadolu.

Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 77 jenazah dilaporkan tiba di rumah sakit, sementara 265 orang lainnya mengalami luka-luka. Dengan demikian, jumlah korban luka kini mencapai 167.783 orang.

“Banyak korban masih terperangkap di bawah reruntuhan atau di jalanan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau lokasi,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza.

Peningkatan angka korban terjadi setelah identifikasi dan verifikasi data terhadap 300 korban tambahan, yang kemudian dimasukkan ke dalam daftar resmi.

Tewas Saat Mencari Bantuan

Kementerian juga mencatat bahwa dalam 24 jam terakhir, 17 warga Palestina tewas dan 89 lainnya terluka akibat tembakan tentara Israel saat mereka berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan. Sejak 27 Mei, total korban tewas dalam upaya mencari bantuan mencapai 2.560 orang, dengan lebih dari 18.703 orang lainnya terluka.

Israel diketahui melanjutkan serangan militernya ke Jalur Gaza sejak 18 Maret 2025, setelah gencatan senjata yang disepakati pada Januari runtuh. Dalam serangan sejak Maret tersebut, sebanyak 13.060 orang tewas dan 55.742 orang luka-luka.

Dakwaan di Mahkamah Internasional

Pada November tahun lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Selain itu, Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait operasi militernya di wilayah tersebut.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler