Jumlah korban jiwa di Jalur Gaza akibat serangan militer Israel sejak Oktober 2023 kini telah melampaui 57.400 orang.
Kementerian Kesehatan Gaza pada Minggu (7/7) menyatakan, total 57.418 warga Palestina telah terbunuh dalam apa yang banyak pihak sebut sebagai perang genosida terhadap wilayah yang terkepung itu.
Dalam 24 jam terakhir saja, rumah sakit di Gaza menerima 80 jenazah serta 304 korban luka.
Dengan demikian, jumlah korban luka sejak awal serangan meningkat menjadi 136.261 orang.
“Masih banyak korban yang terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan, karena tim penyelamat tidak mampu menjangkau mereka,” demikian pernyataan resmi Kementerian Kesehatan.
Kementerian juga mencatat bahwa delapan warga Palestina tewas dan lebih dari 40 lainnya terluka saat berupaya mendapatkan bantuan kemanusiaan dalam sehari terakhir.
Sejak 27 Mei lalu, total korban tewas saat mencari bantuan telah mencapai 751 orang, dengan lebih dari 4.931 orang mengalami luka.
Serangan besar-besaran kembali digencarkan oleh militer Israel sejak 18 Maret, pasca runtuhnya kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan yang berlaku sejak Januari. Sejak saat itu, 6.860 orang terbunuh dan 24.220 lainnya luka-luka.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas agresinya di wilayah kantong Palestina tersebut.