Tuesday, August 26, 2025
HomeBeritaKorban tewas kelaparan paksa di Gaza tembus 300 orang, 117 anak

Korban tewas kelaparan paksa di Gaza tembus 300 orang, 117 anak

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa jumlah korban meninggal akibat kelaparan dan kekurangan gizi di Jalur Gaza kini telah mencapai 300 orang. Dari jumlah tersebut, 117 di antaranya adalah anak-anak.

Dalam pernyataan resminya pada Senin (25/8/2025), kementerian mencatat terdapat 11 kematian baru dalam 24 jam terakhir, termasuk dua anak, yang semuanya disebabkan oleh kelaparan dan malnutrisi.

Kondisi kemanusiaan di Gaza terus memburuk sejak Israel menutup seluruh jalur masuk bantuan ke wilayah tersebut pada 2 Maret lalu. Penutupan tersebut menyebabkan truk-truk bantuan yang membawa bahan makanan dan kebutuhan pokok terhenti di perbatasan, tak dapat menjangkau masyarakat di dalam wilayah konflik.

Meski otoritas Israel sempat membuka akses terbatas untuk sejumlah bantuan, berbagai lembaga kemanusiaan menilai volume bantuan yang masuk tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan lebih dari dua juta warga Gaza.

Badan PBB yang menangani ketahanan pangan, Integrated Food Security Phase Classification (IPC), pada Jumat lalu kembali memperingatkan bahwa bencana kelaparan diperkirakan akan meluas ke wilayah Deir al-Balah dan Khan Younis di Gaza tengah dan selatan pada September mendatang.

Dalam laporannya, IPC menyebut bahwa lebih dari 500.000 warga Gaza kini berada di ambang kelaparan, sementara sekitar 1,07 juta lainnya berada dalam kategori darurat kerawanan pangan. Setidaknya 132.000 anak di bawah usia lima tahun terancam meninggal dunia akibat malnutrisi parah.

Sejak pecahnya perang terbaru antara Israel dan kelompok Hamas pada Oktober 2023, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lebih dari 62.000 orang tewas dan sekitar 157.951 lainnya mengalami luka-luka.

Sejumlah pakar hak asasi manusia dari PBB dan organisasi internasional telah menyebut situasi ini sebagai bentuk genosida. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant saat ini tengah menghadapi tuntutan di Mahkamah Pidana Internasional (ICC), termasuk tuduhan menggunakan kelaparan sebagai senjata dalam konflik.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular