Militer Israel kembali melancarkan lima serangan udara di wilayah Lebanon selatan pada Kamis (17/10/2025), menandai pelanggaran terbaru terhadap kesepakatan gencatan senjata yang telah berlaku sejak November 2024. Demikian dilaporkan kantor berita Anadolu mengutip sumber dari media resmi Lebanon, NNA.
Menurut laporan NNA, dua serangan menghantam kota Bnaafoul di wilayah Sidon, sementara satu serangan lainnya terjadi di Khirbet Dweir, di antara kota Sarafand dan Baysariyeh. Serangan juga dilaporkan terjadi di wilayah antara Roumine dan Houmine di distrik Nabatieh.
Selain itu, sebuah drone militer Israel menyerang kota Blida di distrik Marjayoun saat warga setempat sedang memanen zaitun. Tidak ada laporan korban luka atau kerusakan akibat serangan tersebut.
Presiden Lebanon Joseph Aoun sebelumnya menuduh Israel berupaya memperluas konflik di Gaza ke wilayah Lebanon untuk memperoleh keuntungan politik melalui kekerasan. Pada Kamis, Aoun menyampaikan bahwa Lebanon akan meningkatkan jumlah pasukan militernya di wilayah selatan Sungai Litani menjadi 10.000 personel hingga akhir tahun ini, guna memperkuat keamanan perbatasan setelah penarikan pasukan Israel.
Dalam pertemuan dengan Komandan Pasukan Perdamaian PBB (UNIFIL), Mayor Jenderal Diodato Abagnara, di Beirut, Aoun menegaskan bahwa militer Lebanon akan bekerja sama dengan UNIFIL untuk menjalankan semua ketentuan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701. Ia juga menyatakan kesiapan Lebanon untuk mengambil alih seluruh posisi yang saat ini ditempati pasukan PBB, seiring proses penarikan bertahap yang ditargetkan selesai pada akhir 2027.
Lebanon, lanjut Aoun, juga tengah menjalin komunikasi dengan sejumlah negara guna memastikan stabilitas dan keamanan wilayah selatan pasca-penarikan pasukan asing.
Resolusi PBB 1701 yang disahkan pada tahun 2006 menyerukan penghentian total permusuhan antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon, serta pembentukan zona bebas senjata antara Garis Biru (batas de facto) dan Sungai Litani, yang hanya boleh diisi oleh militer Lebanon dan pasukan UNIFIL.
Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah tercapai pada November 2024, setelah lebih dari satu tahun ketegangan dan serangan lintas batas yang dimulai sejak Oktober 2023. Konflik tersebut meningkat menjadi serangan militer besar-besaran oleh Israel pada September 2024, yang menewaskan lebih dari 4.000 orang dan melukai sekitar 17.000 lainnya.
Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, Israel dijadwalkan menarik seluruh pasukannya dari Lebanon selatan paling lambat Januari 2025. Namun hingga kini, Israel baru menarik sebagian pasukan dan masih mempertahankan kehadiran militer di lima pos perbatasan.